Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akui belum akan permanenkan perluasan aturan Ganjil Genap karena pertimbangan perilaku masyarakat yang malah konsumtif beli kendaraan tambahan demi hindari kebijakan tersebut.
Hal itu merupakan dampak dari efek jangka panjang aturan ganjil-genap, serta bertolak belakang dengan rencana jangka pendek Pemprov DKI yang ingin alihkan pengguna kendaraan pribadi ke transportasi umum.
Baca: Kepala Dishub DKI: Belum Ada Wacana Bikin Permanen Kawasan Ganjil Genap
"Tapi dalam jangka panjang ternyata dampaknya beda, yang terjadi justru memiliki kendaraan tambahan. Jadi bukan mengurangi kemacetan tapi menambah jumlah kendaraan, karena itu kami akan kaji lebih jauh," ungkap Anies di Jalan MH. Thamrin, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Padahal, pengaruh kebijakan ganjil-genap pada perubahan jangka pendek telah berjalan baik dengan adanya dampak peningkatan penumpang pengguna Transjakarta.
Anies tak ingin dengan di permanenkannya perluasan ganjil-genap, malah membuat jumlah kendaraan di Jakarta semakin meningkat karena perilaku konsumtif masyarakat yang ingin terbebas dari kebijakan tersebut.
"Dalam jangka pendek berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Jangan sampai kebijakan ini justru membuat kendaraan di Jakarta jumlahnya lebih banyak karena ganjil genap yang sifatnya permanen," terang Anies.
Lebih lanjut, Anies akan lebih fokus untuk meningkatkan mutu dari transportasi umum yang beroperasi, dari sisi kenyamanan, ketersediaan armada, dan harga yang terjangkau.
Baca: Wiranto Tidak Ingin Pejabat Legislatif Punya Catatan Korupsi
Menurutnya, dengan begitu lebih mampu merubah sifat masyarakat untuk beralih menggunakan fasilitas publik.
"Yang kita rencanakan adalah meningkatkan mutu pelayanan kendaraan umum karena yang dibutuhkan kendaraan umum massal yang lebih banyak, lebih nyaman dan harganya terjangkau. Itu yang akan kita kerjakan, bukan ganjil-genap," pungkasnya.