Laporan Reporter Warta Kota, Panji Baskhara Ramadhan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi anarkis perusakan dump truck yang dilakukan sejumlah warga di wilayah Tegal Alur, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat beberapa waktu lalu, sampai kini, masih dalam penyelidikan kepolisian.
Kapolsek Kalideres Kompol Pius Ponggeng menjelaskan, terduga pelaku aksi anarkis tersebut kebanyakan anak-anak.
"Video viral aksi perusakan truk beberapa waktu lalu di Kawasan Kalideres, kebanyakan dilakukan oleh anak-anak yang rata-rata umur 10-15 tahunan. Jadi, anak-anak tanggung," ujar Pius saat di Mapolsek Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (12/9/2018).
Diungkapkan Pius, pihaknya masih menyelidiki dan mencari orang-orang yang melakukan aksi pengerusakan truk, selain anak-anak. Menurut Pius, aksi anarkis itu bermula adanya seorang pria yang asal dari Kembangan, Jakarta Barat, bernama Abdullah (28).
Baca: Hobi Gilang Dirga Naik Moge Bikin Adiezty Fersa Cemas
Abdullah tewas seketika, lantaran ditabrak truk pengangkut tanah bernomor polisi B-9440-TYU yang dikemudikan Hadi Winoto, di RT 001/008, di Jalan Kayu Besar Raya (Jalan Kamal), Tegal Alur, pada Selasa (11/9/2018). Warga disekitar lokasi kejadian tak hanya emosi atas kematian Abdullah.
Namun, warga juga emosi lantaran masih ada truk-truk di kawasan tersebut. Sebab, truk-truk yang melintas di jam-jam keramaian warga itu, dinilai sangat menganggu aktifitas warga, dan seringkali memakan korban.
Baca: Isi Pertemuan Tertutup 1,5 Jam Prabowo dan SBY
"Jadi sebenarnya keinginan warga disana agar jam operasional truk itu dibatasi. Cuman boleh melintas di jam-jam sekitar pukul 21.00 hingga 05.00. Akan tetapi, di kasus ini pun sampai kini masih dalam tahap mediasi antara para warga yang protes dengan pihak perusahaan," terang Pius.
Soal aksi anarkis yang rata-rata dilakukan oleh anak dibawa umur, ucap Pius, pihaknya malam ini memanggil perwakilan orangtua, dan tokoh-tokoh masyarakat.
"Kami pun sepakat biarkan orangtuanya hadirk mereka (anak-anak) di sini (Polsek Kalideres). Karena proses hukum tetap berjalan. Jadi, ada nanti perwakilan RT-RW sedang konsen dekati para orangtua agar dapat ikut dimediasikan di Polsek Kalideres," papar Pius kembali.
Pius juga menambahkan, aksi anarkis itu tidak ditemukan adanya provokator. Tetapi, menurut Pius jika aksi tersebut adalah aksi spontanitas saja.
"Tidak ada provokator, hanya saja ini memang spontanitas warga yang emosi," ujarnya.