TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Komunitas Stand Up Muda Depok menggelar 'open mic' bertema "Pancasila Era Milenial #Tetap Pancasila", di Toffe Cafe, Margonda, Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.
Sejumlah komika muda memberikan materi stand up seputar nilai-nilai Pancasila dan penerapannya di era milenial.
Komika Andri Sakti misalnya, menyampaikan generasi muda atau generasi milenial, perlu terus menggali makna dan arti nilai-nilai yang tercantum dalam sila - sila Pancasila.
"Karena sesungguhnya nilai luhur Pancasila telah menjadikan bangsa Indonesia menjadi manusia beradab," katanya.
Satu di antara bukti peradaban hasil pengamalan dalam sila Pancasila, kata dia, adalah toleransi beragama yang dijunjung tinggi oleh rakyat Indonesia, bahkan sejak sebelum Indonesia merdeka.
"Berkat Pancasila kita bisa hidup berdampingan secara damai selama puluhan tahun, meski berbeda agama, beda bahasa dan beda budaya," kata Andri.
Selain itu, nilai - nilai yang tercantum pada sila Pancasila, mampu memberikan kebebasan pada warga negara Indonesia, untuk menggunakan haknya tanpa merugikan hak orang lain.
"Kita bisa beribadah dengan aman dan nyaman, meski berbeda agama. Ini semua berkat pengamalan Pancasila," tambah Andri.
Sejak masa reformasi, pengamalan nilai luhur Pancasila oleh generasi milenial, memang mengalami banyak ujian, akibat beragam peristiwa yang terjadi di dalam negeri (faktor internal), maupun akibat pengaruh dari luar (faktor eksternal).
Perbedaan pandangan politik, adanya jurang pemisah antara yang kaya dan miskin, banyaknya kasus korupsi yang menimpa para pejabat negara dan anggota parlemen, serta belum meratanya kehidupan ekonomi kesemua lapisan masyarakat, merupakan sedikit dari faktor internal yang mempengaruhi pemahaman generasi milenial terhadap nilai-nilai sila Pancasila.
Penyebaran isu negatif dan berita hoax di media sosial akibat derasnya arus informasi sebagai efek globalisasi, masuknya ideologi trans nasional, merupakan faktor eksternal yang turut mempengaruhi pemikiran generasi muda atau generasi milenial.
Jika generasi milenial tidak cermat dalam memahami peristiwa tersebut, niscaya generasi milenial akan ikut terseret dan tidak mampu bersikap sesuai sila Pancasila.
"Jika generasi milenial ikut terseret pada pemikiran yang tidak sesuai Pancasila, maka masa depan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia bisa terancam," kata komika Heri Hore.
Karena itu, perlu memberikan apresiasi upaya Presiden Jokowi, yang sedang giat berusaha untuk menata kembali pemahaman masyarakat terhadap Pancasila melalui pembentukan Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP - PIP).
"Kita acungkan jempol buat pak Jokowi yang berani melakukan terobosan, untuk membangun bangsa Indonesia dari hal yang paling prinsip, yaitu membangun sumber daya manusia yang berjiwa Pancasila," kata komika Arie Rante.
Dengan membangun SDM yang berkualitas serta berjiwa Pancasila, diyakini dapat mengembalikan jati diri bangsa Indonesia yang arif, bijaksana, berbudi luhur, serta menjunjung tinggi toleransi dan keberagaman bangsa sesuai Pancasila. Hal ini karena Pancasila telah menjadi pedoman hidup bangsa indonesia.
"Salah kalau ada yang bilang generasi milenial tidak perlu Pancasila. Pancasila tetap dibutuhkan oleh seluruh bangsa Indonesia, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata komika Fiqih.
Sehingga sudah sepantasnya, apabila pembangunan SDM yang berjiwa Pancasila, perlu terus dilanjutkan, agar diperoleh SDM berkualitas dan berjiwa Pancasila yang berasal dari generasi milenial.
Selain pentas stand up comedy, komunitas stand up muda kota Depok, menggelar deklarasi kesetiaan terhadap nilai - nilai luhur Pancasila, serta menolak segala bentuk ideologi lain yg bertentangan dgn nilai Pancasila. Sekali Pancasila #Tetap Pancasila.