TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai sukses menggelar acara dukungan kepada calon capres dan cawapres nomor 1, Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin, Komunitas Batak Bersatu memberikan bantuan kepada korban bencana Sulawesi Tengah (Sulteng) yang meliputi Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.
Seremonial bantuan diberikan Ketua Panitia Acara Koumuntas Batak Bersatu Dukung Jokowi-Ma'aruf Rolas Budiman Sitinjak didampingi Sutrisno Sianturi selaku bendahara dan Feri Kasiaman Sinaga sebagai Sekretaris acara yang diterima H Muhammad Muas sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Bidang Kepemudaan dan Relawan, Selasa (9/10/2018).
Dana sebesar Rp126.800.000 diberikan oleh perwakilan acara Komunitas Batak Bersatu Dukung Jokowi-Ma'ruf di kantor pusat PMI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Hal ini menurut Rolas sebagai upaya kepedulian membantu sesama yang sedang kesusahan terkena musibah bencana alam.
"Titip salam dari Ketua kami Maruarar Sirait yang berhalangan hadir. Bantuan ini merupakan bentuk tindakan spontanitas saat acara deklarasi dukung capres nomor 1 yang lalu, " sebutnya.
Rolas bercerita, saat acara deklarasi pada akhir September lalu, peserta melebihi target, dari 3000 kapasitas orang, namun yang hadir mencapai 12.000 orang.
Melihat bencana di Palu, Sigi, dan Donggala tiba-tiba saja tercetus untuk mengumpulkan bantuan dari seluruh peserta dan panitia yang hadir secara sukarela.
Dana pengumpulan itulah yang kemudian disalurkan lewat PMI pusat sebagai lembaga resmi pemerintah yang juga punya tim para relawan.
"Kami memang tidak bisa hadir langsung dalam bencana, tapi izinkan bantuan secara sukarela setidaknya bisa mengurangi penderitaan saudara-saudara kita yang kehilangan sanak saudara dan hartanya. Ini sebagai kepedulian atas kebersamaan," imbuh Rolas.
Sementara Muas yang mewakili Sekjen PMI memberikan apresiasi atas bantuan tersebut. Dirinya mengaku, kepedulian ini menjadi momentum sarana kebersamaan.
"Tentu dengan semangat kebersamaan ini akan menghadirkan kepedulian, semangat saling membantu, dan persatuan. Atas nama Pak Jusus Kalla sebagai Ketua PMI kami ucapkan terima kasih," sebutnya.
Dia bercerita, kalau bencana di Palu, Sigi, dan Donggala itu punya karakteristik berbeda dari tsunami Aceh atau bencana lainnya seperti Lombok, atau letusan Gunung Merapi.
"Ini beda. Malah sampai tanahnya turun, jadi kemungkinan bencana di Sulteng ini akan sulit mengembalikan pembangunan ke situasi sebelumnya. Beda dengan Aceh yang hanya tsunami atau Gunung Merapi yang hanya letusan gunung. Saya sudah terjun langsung lihat kondisinya dari Sigi ke Donggala. Kondisi tanahnya turun sampai 8 meter. Jadi, akan sulit melakukan relokasi dan bantuan, " ujarnya.
Muas menambahkan, sejauh ini sudah banyak yang memberikan bantuan dari dalam maupun luar negeri. Hanya, tak ada area aman untuk menyimpan bantuan.
"Baru semalam saya dengar ada area 5 hektar untuk menyimpan bantuan di sekitar airport. Dan, bisa saya pastikan tidak bisa sembarangan relawan datang memberikan bantuan. PMI sendiri boleh dikatakan lembaga yang punya tim relawan, " katanya.