TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tidak mendapatkan solusi terhadap tuntutan mereka, ribuan pengemudi ojek online (ojol) melanjutkan unjuk rasa ke Kantor Gubernur Sumatera Utara, di Jalan Diponegoro Kota Medan.
Kedatangan para ojol ini menuntut pemerintah bsa memberikan solusi atas pemutusan mitra sepihak oleh perusahaan.
Mereka juga mengancam akan memboikot pemilihan presiden dan legislatif 2019 mendatang, jika tuntutannya tidak dipenuhi.
"Jika tidak ada solusi. Mungkin kami akan memboikot pemilu," kata Koordinator Aksi, Joko Pitoyo, Kamis (22/11/2018)
Para pengemudi melakukan orasi secara bergantian di depan gerbang kantor gubernur. Sampai, pihak Pemprov Sumut memberikan kesempatan untuk berdialog.
Sayangnya Gubernur Edy Rahmayadi dan wakilnya Musa Rajekshah tidak ada di kantor. Sehingga mereka hanya ditemui oleh perwakilan.
Hasil pertemuan di dalam kantor gubernur didapat sedikit titik terang. Pihak Pemprov Sumut akan memanggil pihak perusahaan untuk mediasi dengan para pengemudi.
"Kita akan menunggu keputusan dari Gojek. Tapi jika jawaban PT GI, kekecewaan, takutnya akan chaos. Makanya sebelum satu minggu harus ada solusi dari pak Gubernur," ujarnya.
Aksi mendapat pengawalan ketat dari kepolisian dan Dinas Perhubungan. Lalu lintas di kawasan Kantor Gubernur mengalami kemacetan.
Para pengemudi Gojek menuntut dilakukannya banding massal terhadap driver yang terkena pemutusan mitra.
Aksi ujukrasa sempat diwarnai kericuhan. Saat pengunjukrasa marah karena kantor Manajemen Gojek ditutup saat mereka tiba.
Pengemudi Gojek sempat melempari kantor dan sekuriti dengan air mineral dalam kemasan gelas.
Kericuhan kembali terjadi saat para pengemudi Gojek menghentikan oknum yang mencoba memancing keributan.
Kericuhan mereda setelah pihak kepolisian berhasil memenangkan massa dan memberikan izin 10 orang perwakilan pengunjukrasa masuk ke dalam kantor Manajemen Gojek untuk berdialog.
Dalam orasinya pengemudi Gojek menuntut dilakukannya banding terhadap atau amnesti terhadap pengemudi yang terkena pemutusan mitra.
Mereka juga menolak perekrutan pengemudi baru, yang berdampak pada persaingan tak sehat terhadap sesama pengemudi Gojek.
Para pengemudi Gojek juga meminta pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk membantu menindak aplikator nakal yang menyengsarakan para pengemudi.
Koordinator pengunjukrasa, Joko Pitoyo mengatakan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi maka para driver siap boikot pilpres dan pileg 2019.
“Kami juga minta banding massal bagi pengemudi yang hanya punya kesalahan ringan silahkan ada sanksi tidak ada bonus di minggu pertama. Bukan malah merekrut driver baru yang saat ini saja timbul bersaing tak sehat sesama ojol di lapangan," kata Joko.
"Pemerintah juga harus turun tangan jika tidak kami akan menyerukan boikot pilpres pileg. Kami mengancam akan memboikot pemilihan Presiden dan Pemilihan anggota legislatif tahun 2019," pungkas Joko.
(cr9/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Pengemudi Gojek Ancam Boikot Pemilu Jika Tuntutan Tidak Dipenuhi Terkait Banding Massal
Baca: Tak Setuju Ibunya Menikah Lagi, Ucok Tikam Driver Ojol Pakai Gunting
Baca: Viral Video Aksi Driver Ojol yang Nekat Terobos Paspamres Demi Menyalami Presiden Jokowi