News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Respons Prabowo Subianto, Garda: Driver Ojek Online Profesi Terhormat, Bukan Koruptor

Penulis: Fajar Anjungroso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengemudi ojek online (ojol) berada di area drop off, di Balai Kota Jakarta, Selasa (31/7/2018). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menginstruksikan adanya tempat pemberhentian khusus bagi ojek online (ojol) di kantor-kantor Pemprov DKI. Area drop off untuk menurunkan dan menunggu penumpang sehingga tidak mengganggu lalulintas. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) merespons pernyataan Calon Presiden Nomor Urut 02  Prabowo Subianto terkait profesi driver ojek online.

Dalam keterangan tertulis, Ketua Presidium Garda Indonesia Igun Wicaksono meminta seharusnya Prabowo Subianto turut serta memberikan jalan keluar yang dibutuhkan driver ojek online.

Bukan sebaliknya, malah mengeluarkan pernyataan yang kontraproduktif dan cenderung merendahkan hartkat martabat profesi driver ojek online.

"Profesi driver ojek bagi kami adalah profesi terhormat dan tidak seperti para koruptor yang notabene sebagai maling uang rakyat," tegas dia, Kamis (22/11/2018).

Atas dasar itu, Igun mengingatkan agar pemerintah memberikan solusi kepada driver ojek online yang selama ini masih memperjuangkan masalah rendahnya tarif.

Baca: Kisah Haru Driver Ojek Online yang Mendapat Tiket Gratis Nonton Konser Gun N Roses

"Tarif sangat rendah yang tidak manusiawi diterapkan oleh perusahaan aplikator dengan alasan supply demand membuat profesi supir ojek turut direndahkan oleh sebagian masyarakat dan beberapa politisi," ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Prabowo Subianto mengaku prihatin dan sedih dengan jalan karir anak muda di Indonesia.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara Indonesia Economic Forum 2018, di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Rabu (21/11/2018).

Prabowo kemudian menjelaskan soal anak muda yang lulus SMA dan tak melanjutkan kuliah namun menjadi sopir ojek online.

Kondisi ini, kata dia, menyedihkan dan perlu diperbaiki. "Setelah anak muda Indonesia lulus SD, ia masuk ke jenjang SMP. Setelah ia lulus, anak itu akan bersekolah di jenjang SMA. Setelah ia lulus SMA, anak tersebut menjadi pengemudi ojek online," ujarnya.

"Menyedihkan tetapi itu adalah sebuah fakta," imbuh dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini