News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ditelepon Penyidik, Ahmad Fanani: Saya Seolah Dipaksa Hadir

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polda Metro Jaya

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Panitia Acara Kemah Pemuda Muhammadiyah pada Desember 2017 lalu, Ahmad Fanani merasa dikejar oleh pihak kepolisian untuk menjalani pemeriksaan.

Fanani, menjabarkan pada Jumat (16/11) lalu, dia diminta oleh pihak kepolisian untuk segera datang ke Dirkrimsus Polda Metro Jaya untuk Senin (19/11).

Hal itu diketahui, setelah ada pemeriksaan Polda ke pihak Kemenpora. Saat itu, menurutnya, ditemukan sejumlah masalah untuk kasus kegiatan pemuda.

"Nah di situ ada yang bilang ke saya, kalau ada surat panggilan untuk Senin kemarin," urainya, Jakarta, Sabtu (24/11).

Kesibukan untuk persiapan Muktamar Pemuda Muhammadiyah yang akan dilaksanakan pada 27 November 2018 di Yogyakarta, menyebabkan ia tidak dapat hadir pada panggilan tersebut.

"Saya sampaikan kalau Senin saya tidak bisa hadir. Persiapan Muktamar kan. Saya maunya diundur saja sampai Desember selesai Muktamar," lanjutnya.

Baca: Danhil Anzar: Aneh, Cuma Kami yang Diperiksa dan Dicari-cari

Pada Senin (18/11), dia kembali dihubungi untuk segera datang ke Polda Metro Jaya. Fanani mengaku ditelepon oleh seorang penyidik untuk datang. Ucapan yang disampaikan kepadanya, dinilai sangat memaksa.

"Saya seolah dipaksa. Penyidik, bilangnya ke saya, proses penyelidikan sudah hampir final, bisa naik ke penyidikan meski tanpa klarifikasi saya," urainya.

Pada Rabu (21/11), bakal calon ketua umum Pemuda Muhammadiyah itu kembali dipanggil oleh pihak Polda Metro Jaya. Namun, sekali lagi, dirinya menyampaikan tidak dapat hadir dengan alasan yang sama. Persiapan untuk Muktamar tak dapat dihindari.

Baru pada Jumat (23/11) ia bersama Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Azhar Simajuntak akhirnya memenuhi panggilan pihak kepolisian.

Dahnil usai diperiksa, menjelaskan untuk segera meminta seluruh hal terkait dengan kegiatan yang terselenggara pada Desember 2017 bersama dengan organisasi pemuda GP Anshor.

"Saya langsung bilang, coba periksa lagi semuanya. Laporan kami dan laporan dari Kemenpora, juga kontrak awal seperti apa? Nah ketemu deh, banyak perbedaan antara kami dengan Kemenpora," jelasnya.

Baca: Kasus Dugaan Korupsi, Polisi Akan Periksa Danhil Anzar

Dana sebesar Rp 2 miliar yang diberikan oleh pihak Kemenpora kepada Pemuda Muhammadiyah saat itu, akhirnya dikembalikan melalui cek kepada pihak Kemenpora. Alasannya, Pemuda Muhammadiyah tidak ingin nama baiknya tercemar hanya karena persoalan tersebut.

"Demi harga diri kami, kami kembalikan dana yang kemarin sudah dipakai. Meski, banyak perbedaan antara kami dengan laporan Kemenpora dan acara itu yang minta Kemenpora ya. Kami dan GP Anshor diminta untuk membuat acara bersama-sama," imbuhnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini