Pengurus Muhammadiyah lainnya, Sunanto menjelaskan acara yang diselenggarakan di Prambanan itu memang terjadi. Namun, dia tidak mengerti banyak mengenai hal itu, karena bukan menjadi panitia.
"Kalau ada, ada. Tapi, saya tidak jadi panitia. Sejauh yang saya tahu, semua berjalan secara baik. Itu juga setahu saya yang minta acaranya dari pihak Kemenpora ya. Bukan inisiatif kami di Muhammadiyah," jelasnya.
Kemenpora Jangan "Cuci Tangan"
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade meminta kepada pihak Kemenpora untuk menjelaskan secara gamblang apa yang sebenarnya terjadi. Terlebih, pemeriksaan polisi berdasar pada laporan hasil audit dari Badan Pemeriksa Keuangan.
"Kami minta kepada Kemenpora jangan 'cuci tangan' dan dilimpahkan semuanya ke Pemuda Muhammadiyah atau GP Anshor. Jelaskan semuanya supaya terang benderang," katanya.
Ia memberikan apresiasi kepada Pemuda Muhammadiyah yang langsung mengembalikan dana sebesar Rp 2 miliar kepada pihak Kemenpora demi menjaga marwah dan nama besar mereka.
Dia juga percaya pihak kepolisian akan bekerja secara profesional mengenai hal ini. Sehingga, tidak perlu muncul kesan negatif bagi kedua belah pihak.
Sementara itu, Sesmenpora Gatot S Broto saat dikonfirmasi, tidak mengetahui adanya kasus tersebut. "Saya belum dapat laporan soal itu," jawabnya melalui pesan singkat.
Kendati demikian, dia bersyukur apabila benar Pemuda Muhammadiyah sudah mengembalikan dana yang dimaksud. "Alhamduliilah," tulisnya singkat.
Humas Kemenpora, Agus juga mengatakan hal serupa. Jelas dia, acara kemah oleh dua ormas pemuda itu, tidak diketahui olehnya secara pasti. Ia mengarahkan untuk menghubungi Deputi II Bidang Kepemudaan Kemenpora yang saat ini dijabat oleh Asrorun Niam. "Langsung Deputi II saja. Saya tidak paham soal itu," ujarnya.
Namun, Tribun yang sudah mencoba untuk menghubungi yang bersangkutan, belum mendapat konfirmasi secara resmi baik lewat hubungan telepon, maupun pesan singkat.(tribunnews/amryono prakoso