TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang kakek di Kembangan, Jakarta Barat hidup sebatang kara di sebuah rumah kecil di RT02 RW10, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Lebih tragisnya lagi, kakek Narto ini makan hanya berharap dari pemberian orang dan jika tidak ada yang memberikan makanan kakek tersebut harus menahan lapar sampai ada yang memberinya makanan, hal ini dikarenakan sang kakek sudah tidak sanggup lagi bekerja untuk mencari nafkah hidupnya.
Mendapat kabar adanya hal tersebut, Caleg DPRD DKI Jakarta No urut 7 Dapil 10 Jakarta Barat dari PDIP, Hardiyanto Kenneth langsung mendatangi rumah kakek yang sudah berumur 71 tahun itu.
Kent-sapaan akrab Hardiyanto Kenneth- merasa iba dengan keadaan kakek Narto, yang tinggal sebatang kara di Ibukota Jakarta.
Ia pun mengaku mendapatkan kabar dari Tim Sahabat Hardiyanto Kenneth (SHK).
"Kondisi kakek Narto, saya tahu dari Tim Sahabat Hardiyanto Kenneth, dan Saya langsung meluncur kesini dan dapat bertatap muka dengan kakek Narto," kata Kent di Jakarta, Senin (7/1/2019).
"Saya sangat prihatin dengan kehidupannya, kondisinya sangat memprihatinkan, dia tinggal sebatang kara, usianya sudah kurang lebih 71 tahun. Ia tidak punya sanak keluarga di Jakarta,” sambung pria yang juga Pengusaha dan Advokat itu.
Baca: Hardiyanto Kenneth Berduka Atas Terjadinya Gelombang Tinggi di Selat Sunda
Ia pun mengaku kecewa dengan Pemerintah Kota yang tidak peduli dengan warga miskin yang hanya tinggal sendirian di rumah tersebut.
"Seharusnya Pemkot Jakbar bisa mendata warganya, apalagi warga yang kesusahan," tegasnya.
Kent pun memberikan sejumlah bantuan kepada Kakek Narto yang berasal dari Jawa Tengah itu. "Saya ada sedikit rezeki untuk Kakek Narto, untuk keperluan berobat dan makan sehari-hari," sambungnya.
Pria kelahiran Medan 13 April 1981 ini berharap kepada Pemkot Jakarta Barat untuk dapat membantu Kakek Narto dan memberikan solusi yang terbaik untuknya.
Perlu diketahui sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat penduduk miskin di Ibu Kota per Maret 2018 mencapai 373.120 orang atau 3,57 persen dari populasi. Angka ini diklaim terendah dalam empat tahun terakhir.
Komiditi penyumbang terbesar garis kemiskinan di Jakarta yakni beras 23,72 persen, rokok kretek filter 15,89 persen, daging ayam ras 7,63 persen, perumahan 35,48 persen, listrik 17,60 persen dan bensin 11,68 persen. Dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta tak memiliki data riil berapa jumlah penduduk miskin.