"Saya ngak tahu ini DBD atau apa, saya juga ngak tanya mas, soalnya saat kritis saya udah binggung, mikirnya ke anak aja gimana biar cepet sembuh," ujarnya.
Meski begitu dirinya mengaku mengikhlaskan kepergian putrinya tersebut, meski hal itu sangat berat bagi dirinya.
Namun jika, memang anaknya terkena DBD setidaknya ia berharap kepada pemerintah untuk segera mengatasi hal ini, sehingga tidak ada korban lainnya.
"Ya mungkin sudah takdir mas, sudah kehendak tuhan, walau kita juga sudah iqtiar, kita cuma bisa mengikhlaskan aja," katanya.
Terpisah, Lurah Kalideres, Muhammad Fahmi yang mengujungi keluarga korban belum dapat memastikan apakah korban meninggal dunia karena terjangkit DBD.
Namun meski begitu pihaknya masih mencari tahu apakah korban meninggal dunia karena DBD.
"Kami belum tahu apakah ini DBD, dan pihak keluarga sendiri juga belum tahu itu, kehadiran saya disini kan memang sebagai lurah yang ingin menjenguk warganya," kata Fahmi.
Merujuk data yang ia peroleh dari Puskesmas Kalideres ada 27 orang yang terjangkit DBD.
Baca: Angka Penderita DBD Menurun, Menteri Kesehatan Ingatkan Rumah Harus Tetap Bersih
Meski begitu, pihaknya mengaku sudah kerap kali memberikan sosialisasi kepada warganya untuk mengatasi permasalahan DBD ini bersama-sama.
"Kita sudah melakukan sosialisasi kepada warga, dan membentuk kader jumantik dasawisma, dan kemudian kita juga lakukan PSM setiap hari sejak januari hingga saat ini," ucapnya.
Penulis : Anggie Lianda Putri
Berita ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul : Gawat, Dinkes Sebut 100 RW di DKI Jakarta Rawan Kasus DBD