TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nur Alisah (18), harus merelakan suaminya, Ahmad Faisal (19) yang tenggelam di Kali Sunter, Koja, Jakarta Utara.
Tepian Kali Sunter di pelataran Pasar Ular harus menjadi saksi bisu berakhirnya rumah tangga Alisah dan Faisal.
Baca: Sampan Terbalik Dihantam Arus Sungai Tayan, Polisi dan Warga Cari Seorang Korban Tenggelam
Di depan Pasar Ular, Alisah masih ingat betul momen terakhir saat sang suami jatuh tercebur ke Kali Sunter Minggu (7/4/2019) malam.
Dinginnya malam sehabis hujan menjadi latar peristiwa itu.
Saat jarum jam mendekati pukul 21.30 WIB kemarin malam, Alisah melihat suaminya yang lelah sepulang mencari nafkah sebagai pengamen jalanan duduk di pipa yang melintang di atas Kali Sunter.
Aisah ingin mengajak sang suami pulang, lalu ia memanggil Faisal.
Hanya saja, sang suami tak menggubris panggilan pertama yang Alisah lontarkan.
Baru lah pada panggilan yang kedua sang suami menoleh dan menatap Alisah.
Tatapan sang suami pun, sepenglihatan Alisah, begitu kosong.
Ternyata tatapan itu adalah tatapan terakhir Faisal kepada sang istri.
Setelah menatap Alisah, Faisal mencoba berdiri di atas pipa itu dan berjalan menghampiri istrinya di bantaran kali.
Naas, baru berjalan beberapa langkah, Faisal terpeleset di atas pipa besi yang basah dan licin terguyur hujan lalu jatuh ke kali.
Berdasarkan pengamatan Alisah semalam, suaminya terlihat berjalan dalam kondisi linglung dan sempoyongan di atas pipa besi itu.
"Pas udah mau nyampe pinggir kepeleset. Dia kakinya ngejengkang lah naik ke atas. Kepalanya duluan yang jatuh," kata Alisah kepada TribunJakarta.com di lokasi, Senin (8/4/2019).
Melanjutkan ceritanya, Alisah mengatakan sang suami sempat berenang menyelamatka diri ke tepian kali.
Namun, karena air sedang pasang dan arus air sedang kencang kemarin malam, Faisal kehabisan tenaga sehingga tenggelam.
Alisah pun mencoba memastikan keberadaan suaminya usai terjatuh dari pipa.
Sayangnya, sang suami sudah tak nampak lagi.
"Saya senter udah nggak ada lagi dia, udah tenggelam," kata Alisah yang juga mengaku sempat minta tolong kepada warga sekitar namun tak digubris.
Peristiwa ini pun diketahui petugas Satpol PP Jakarta Utara yang sedang berpatroli di lokasi.
Lalu, laporan soal peristiwa itu diteruskan kepada petugas Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara untuk segera melakukan evakuasi.
Adapun evakuasi juga turut dilakukan oleh petugas dari Kantor SAR Jakarta.
Perubahan Sikap Faisal
Selain kronologi insiden yang menewaskan Faisal, Alisah juga mengungkap bahwa suaminya sempat mengalami perubahan sikap.
"Gelagatnya memang sudah berubah sebelum jatuh itu," kata Alisah.
Alisah menuturkan, korban semasa hidupnya terkenal ramah dan menyenangkan terhadap keluarganya.
Faisal pun dikenal sebagai pribadi yang gemar bercanda kepada kerabat dan istrinya.
Namun, tiba-tiba dua minggu belakangan Faisal berubah menjadi pendiam.
"Dia asyik kok, suka nongkrong dan bergaul juga. Tapi dua minggu belakangan suka bengong. Biasanya mah suka bercanda sama siapa aja. Nggak tahu saya kenapa," ucap Alisah.
Ditanyai perihal masalah keluarga yang menerpa rumah tangganya, Alisah pun mengaku belakangan baik-baik saja.
Karenanya, Alisah begitu heran terhadap perubahan sikap suaminya sebelum meninggal dunia.
"Nggak, nggak ada (masalah keluarga) kok," ucap Alisah.
Selain meninggalkan sang istri, Faisal juga meninggalkan seorang anak laki-laki yang baru berusia satu tahun.
Adapun Faisal sehari-harinya bekerja sebagai seorang pengamen jalanan di sekitaran Jakarta Utara.
Ditemukan Tewas
Jasad Ahmad Faisal (19), pengamen yang tenggelam di Kali Sunter, Koja, Jakarta Utara sejak kemarin malam akhirnya ditemukan.
Korban ditemukan pada pukul 11.55 WIB Senin (8/4/2019) siang ini oleh tim SAR gabungan yang menggunakan perahu karet.
Pengamatan TribunJakarta.com, korban ditemukan setelah petugas menyodok-nyodok dasar kali dengan kayu.
Tiba-tiba, kayu yang digunakan petugas menyentuh sesuatu di dasar kali dan setelah dicek ternyata itu adalah jasad korban.
Kemudian petugas pun mengangkut jasad korban ke atas perahu karet. Dari kejauhan, tampak jasad korban sudah kaku dan sedikit menggembung.
Korban tampak mengenakan kaos berwarna merah dan celana pendek berwarna hitam.
Tim SAR lalu membawa jasad korban menggunakan perahu karet ke tepian kali.
Setelahnya, jasad korban dibawa menggunakan mobil untuk diotopsi ke RSCM.
Korban Ahmad Faisal yang merupakan seorang pengamen tenggelam di Kali Sunter depan Pasar Ular, Koja, Jakarta Utara pada Minggu (7/4/2019) malam.
Korban tenggelam setelah terpeleset dari pipa yang melintang di atas kali tersebut.
Istri korban, Nur Alisah (18) mengatakan, peristiwa tenggelamnya korban terjadi malam tadi sekira pukul 21.30 WIB.
Awalnya, korban tengah duduk di pipa yang melintang di atas kali itu.
"Saya lihat korban lagi duduk sendirian di tengah-tengah, terus saya panggil," kata Alisah kepada TribunJakarta.com di lokasi.
Alisah menuturkan, dirinya sempat memanggil suaminya itu sebanyak kali.
Di panggilan kedua, suaminya sempat berdiri di atas pipa dan beranjak menghampiri istrinya di bantaran kali.
"Panggilan kedua baru dia bangun mulai jalan tapi jalannya linglung, kayak orang sempoyongan lah. Pas jalan ke pinggir tiba-tiba kepeleset," ucap Alisah.
Adapun proses evakuasi hari ini dilakukan selama empat jam lebih mulai jam 8.00 WIB pagi ini. 30 personel gabungan dari Basarnas, pemadam kebakaran, dan potensi SAR lainnya dikerahkan dalam evakuasi.
Evakuasi Pengamen Tenggelam
Tim SAR gabungan masih terus berupaya mengevakuasi Ahmad Faisal (19), seorang pengamen yang tenggelam di Kali Sunter depan Pasar Ular, Koja, Jakarta Utara.
Proses evakuasi telah dilakukan sejak kemarin malam dan sempat dihentikan dini hari tadi pada pukul 01.00 WIB.
Lalu, tim gabungan kembali melanjutkan evakuasi pagi ini sejak pukul 8.00 WIB pagi.
On Scene Commander (OSC) Tim SAR Gabungan dari Kantor SAR Jakarta, Rizky Dwianto menuturkan, evakuasi melibatkan 30 personel gabungan dari Kantor SAR, petugas pemadam kebakaran, dan potensi SAR lainnya.
30 personel gabungan tersebut kemudian dibagi menjadi tiga tim yang terjun langsung ke dalam kali.
"Tadi pembagian tim dibagi menjadi tiga crew. Crew pertama itu melakukan pencarian manual dengan membuat barisan di kali kemudian disisir ke arah hilir," kata Rizky kepada wartawan di lokasi, Senin (8/4/2019).
Selain evakuasi secara manual, dua tim yang menggunakan perahu karet juga dikerahkan dalam proses evakuasi.
Kedua perahu karet dikerahkan bersama sejumlah personel untuk melakukan penyisiran di kali dengan radius 2 kilometer dari hulu ke hilir.
"Kita menggunakan perahu karet pemadam kebakaran dan Basarnas itu akan melakukan penyisiran ke araha hilir sejauh dua kilometer," kata Rizky.
Pengamatan TribunJakarta.com, dua perahu karet tersebut melakukan sederet manuver di permukaan kali.
Manuver-manuver tersebut berupa putaran di permukaan kali hingga membentuk pusaran arus.
Menurut Rizky, hal itu dilakukan untuk membuat arus air di dasar kali naik ke atas.
Dengan begitu, diharapkan tubuh korban yang diduga kuat tertimbun lumpur di dasar kali bisa turut naik ke permukaan.
"Lumpur itu sangat dalam ketebalannya. Sehingga ketika korban masuk ke dalam lumpur tersebut untuk kemungkinan dia cepat untuk mengambang di permukaan air membutuhkan waktu yang cukup lama," kata Rizky.
Rizky menambahkan, pihaknya sudah mempersiapkan penyelam apabila nantinya dibutuhkan. Hanya saja, lanjut Rizky, sejauh ini proses evakuasi masih bisa dilakukan secara manual dan dengan perahu karet.
Baca: 30 Personel Tim SAR Gabungan Cari Pengamen Tenggelam di Kali Sunter Koja
Korban Ahmad Faisal yang merupakan seorang pengamen tenggelam di Kali Sunter depan Pasar Ular, Koja, Jakarta Utara. Korban tenggelam sejak Minggu (7/4/2019) malam dan hingga kini belum ditemukan.
Korban tenggelam setelah terpeleset dari pipa yang melintang di atas kali tersebut.
Penulis : Gerald Leonardo Agustino
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Cerita Istri Pengamen Tewas di Kali Sunter: Panggilan Terakhir Hingga Perubahan Sikap Sang Suami