Selain pemulung dan para sopir yang beristirahat di lajur kiri jalan dekat mayat dikubur, Sarif menyebut tak ada warga yang menyambangi lokasi.
Personel PPSU dan tim hijau pun tak bertugas di sana karena Taman Kota merupakan kewenangan Jasa Marga, bukan Pemprov DKI Jakarta.
"Enggak sepi-sepi banget sih lokasinya, apalagi mayat itu ditemuin di posisi kiri jalan. Di situ jadi tempat sopir-sopir biasa istirahat, jadi parkir dekat sana terus jalan beli kopi," kata dia.
Bukan kejadian pertama
Nurhayati (65), seorang warga sekitar mengatakan penemuan mayat di lokasi tersebut bukan pertama kali.
"Dulu beberapa kali ditemukan mayat dekat sini juga, saya enggak tahu itu dibunuh atau gimana tapi yang jelas mayat. Kalau tiga kasus mah lebih. Kejadiannya kapan saya lupa, tapi ini kejadian lagi setelah beberapa tahun," kata Nurhayati di Makasar, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019).
Nurhayati menuturkan penemuan mayat di sekitar Taman Kota Tol Jagorawi terjadi saat peredaran narkoba marak dan para pemakainya tak takut menggunakan di tempat umum.
Meski lupa kapan tepatnya terjadi, satu mayat yang ditemukan bahkan merupakan teman sekolah anaknya yang masih tercatat sebagai warga Jakarta Timur.
"Kalau dibilang sering enggak juga, ada jarak beberapa bulan lah. Penemuan mayat sering pas banyak yang pakai narkoba. Ibaratnya selang tiga bulan itu ada mayat. Makannya warung saya sering jadi tempat nongkrong polisi," ujarnya.
Nainggolan (48), satu warga sekitar lainnya membenarkan pernyataan Nurhayati soal kasus penemuan mayat di sekitar Taman Kota Tol Jagorawi bukan kali pertama terjadi.
Namun seperti Nurhayati, Nainggolan yang melintas di lokasi penemuan dua jam sebelum mayat ditemukan tak mengingat pasti sudah berapa kali dan kapan kasus penemuan mayat terjadi.
"Memang bukan kasus pertama, dulu tahun 2010 kalau enggak salah pernah ada penemuan mayat juga. Tapi saya enggak tahu itu mayat dibunuh atau bagaimana. Memang kalau lokasinya rawan karena gelap," ujar Nainggolan. (tribunjakarta.com/ Bima Putra)