Atih saat dijumpai mengaku tidak pernah tahu menahu rumah yang sudah didiaminya selama puluhan tahun akan terkena gusur.
Sebab, dia merupakan warga pertama yang mendiami lahan samping Daerah Aliran Surangai (DAS) Jatiluhur tersebut.
"Saya dulu cuma sendiri disini belum ada orang, temanya sama hantu, binatang-binatang, karena dulu ini rawa," ungkap dia.
"Disuruh jaga lahan disini, makanya dulu cuma sendirian, tapi lama kelamaan kita enggak tahu orang dari mana pada dateng kesini ikut bangun rumah," jelas dia.
Atih tinggal di rumah semi pemanen, posisi sagat dekat dengan DAS Jatiluhur.
Setiap hari dia bekerja berjualan jamu, selama tinggal di rumah itu, dia mengaku tidak pernah memegang sertifikat atas penggunaan lahan atau semacamnya.
"Tinggal disini aja, karena suami dulukan emang dibolehin, enggak pernag bayar pajak, bangun sendiri dulu rumahnya," jelas dia.
Wanita tua ini berharap pemerintah daerah dapat memberikan tempat tinggal pengganti yang layak untuknya.
Adapun infomasi akan direlokasi ke rumah susun masih simpang siur lantaran dia takut jika harus dibebani biaya sewa.
"Saya udah tua, jualan jamu juga udah jarang, anak juga pada pengangguran, dua lagi sakit enggak bisa ngapa-ngapain," jelas dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul : Penertiban Bangunan di Bekasi Ricuh, 6 Orang Diamankan Hingga Nenek Atih yang Kebingungan