Hal tersebut berdasarkan proses pemeriksaan terhadap 17 pelaku pengerusakan dan pembakaran Pos Polisi yang telah diamankan pihaknya.
"Saat ini kami bersama Polda Metro Jaya masih terus berusaha mendalami pola yang digunakan para pelaku. Sebab, aksi yang terjadi hari ini diduga menggunakan pola yang sama saat aksi 22 Mei yang lalu," kata Hengki kepada wartawan, Rabu (25/9/2019).
Hengki mensinyalir, aksi anarkis tersebut ditungggangi oleh oknum kelompok tertentu yang sengaja ingin menimbulkan kericuhan.
Terlebih, dari para pelaku yang diamankan, polisi menemukan beberapa benda yang memang telah disiapkan untuk berbuat kericuhan.
Diantaranya, bom molotov, gir, batu, dan petasan.
"Kami mencurigai aksi anarkis tersebut ditunggangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini," kata Hengki.
Hengki menambahkan, dari ke-17 pelaku yang telah diamankan, mayoritas masih di bawah umur dan bukan warga Jakarta.
Diketahui, Pos Polisi Slipi, Jakarta Barat menjadi salah satu sasaran aksi anarkis massa buntut dari bentrokan di Gedung DPR MPR pada Selasa (24/9/2019) malam.
Polisi Tangkap 17 Pembakar Pos Lantas Slipi, Mayoritas di Bawah Umur dan Ada Asal Luar Jakarta
Polres Metro Jakarta Barat telah mengamankan 17 orang pelaku pengrusakan dan pembakaran Pos Lantas Slipi.
Meski tak menjabarkan identitas pelaku, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi menyebut, mayoritas pelaku merupakan anak dibawah umur.
"Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus pengerusakan dan pembakaran Pos Lantas Slipi. Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih dibawah umur," ujar Hengki kepada wartawan, Rabu (25/9/2019).
Hengki menuturkan, dari para pelaku, polisi mengamankan barang bukti yang memang disiapkan untuk berbuat aksi anarkis.
"Beberapa barang bukti kami amankan yakni berupa bom molotov, gir, batu, dan petasan," kata Hengki.