Akhirnya, mereka bertiga memutuskan berangkat dari Kuningan pada Rabu pagi guna menjemput YI.
"Selasa siang dapat panggilan dari polisi kalau ada siswa kami yang diamankan," ujar Adis Azis kepada TribunJakarta.com di Polres Metro Jakarta Utara.
Sebelum berangkat ke Jakarta Utara, Adis lebih dulu mengonfirmasi keberadaan YI dan menemui ibunya di rumahnya.
Mereka baru tahu di rumah YI hanya ada ibunya yang sedang mengasuh anak bungsunya yang sedang sakit.
Sementara ayah YI sedang merantau, bekerja di Sulawesi.
Pihak sekolah hanya mengecek keberadaan YI, tapi tak tega memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi tentang si anak ke ibunya.
"Kita tidak tega melihat ibunya itu, apalagi punya anak kecil lagi sakit. Akhirnya kita hanya tanya keberadaan dia (YI) saja," kata Adis.
Guru mata pelajaran teknik listrik ini akhirnya undur diri dan melaporkan kondisi ibu Yi kepada pihak sekolah.
Ditemani dua guru lain, Adis memutuskan ke Jakarta.
Adis membenarkan YI tengah mengikuti praktik kerja lapangan di salah satu perusahaan di Cirebon.
Saat pihak sekolah mengumpulkan seluruh siswa untuk menandatangani surat pernyataan tak ikut berdemo ke Jakarta pada Senin lalu, YI malah absen.
YI juga tidak mengikuti praktik kerja lapangan.
"Kita kumpulin anaknya buat surat pernyataan agar tidak ikut demo ke Jakarta."
"Nah kita tahu si anak ini nggak ada, temen-temennya juga nggak tahu dia ke mana," kata Adis.