News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polres Jakarta Barat Buru Dalang di Balik Penyekapan Bos Hotel, 8 Orang Telah Ditangkap

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi saat meninjau lokasi kebakaran Tomang, Selasa (22/1/2019).

Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat menangkap para debt collector yang mengancam dan menyekap Direktur Utama PT Maxima Interindah Hotel, Engkos Kosasih.

Delapan orang telah diamankan dan empat lainnya masih diburu.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Edy Suranta Sitepu mengatakan, para pelaku ini berasal dari PT HSSJ yang bergerak di bidang penagihan utang.

Adapun kedelapan pelaku yang telah diamankan yakni Arif Boamona selaku direktur PT HSSJ serta para anak buahnya yakni Arie, Juarman, Moksen, Husin, Fajar, Fisal dan Farid.

Dalam kasus ini, saat menyekap dan mengancam korban, para debt collector juga menaikkan total utang yang harus dibayar dari semula Rp 100 juta menjadi Rp 250 juta.

Selain itu, mereka juga meminta Rp 5 juta sebagai uang tunggu lantaran Engkos belum bisa membayar utang tersebut.

"Para tersangka ini kemudian meminta uang Rp 5 juta kepada korban untuk uang tunggu karena korban minta kebijaksanaan waktu selama lima hari," kata Edy di Mapolres Metro Jakarta Barat, Senin (28/10/2019).

Lantaran terancam, korban pun memberikan uang tersebut kepada Arif selaku ketua kelompok debt collector tersebut.

"Oleh AB, uang tersebut dibagikan kepada para anggotanya dengan nilai berbeda-beda. Untuk tersangka A (Arie) diberikan Rp 500 ribu. Sedangkan yang lainnya diberikan Rp 250 ribu," kata Edy.

Tersangka Arie dikasih lebih besar diduga lantaran ia ikut bersama Arif dan empat DPO mengancam korban di dalam ruangan hotel.

Sedangkan tersangka sisanya berjaga di luar hotel.

Diberitakan sebelumnya, penyekapan ini berawal dari perjanjian kontrak antara korban dengan US selaku kontraktor untuk merenovasi hotelnya senilai Rp 31,587 miliar.

Sebagai bentuk keseriusan, US kemudian menyerahkan uang Rp 100 juta kepada korban untuk pengurusan surat dalam proyek ini.

Namun setelah beberapa waktu, proyek tersebut tak kunjung berjalan hingga US meminta agar korban mengembalikan uang tersebut.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini