TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga mantan Gubernur DKI Jakarta angkat bicara soal viral rencana anggaran pembelian lem aibon dalam KUA-PPAS RAPBD DKI 2020.
Mereka adalah Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso (Bang Yos), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok/BTP) serta Djarot Saiful Hidayat.
Usulan anggaran pengadaan lem aibon itu viral setelah anggota DPRD DKI William Aditya Sarana mengunggah usulan tersebut ke akun Instagram-nya, @willsarana.
Dalam akunnya, politisi PSI itu awalnya mempermasalahkan soal belum bisa diaksesnya dokumen RAPBD DKI 2020 di situs apbd.jakarta.go.id. Padahal, pembahasan anggaran sudah dimulai di DPRD.
"Namun, kami berhasil mendapatkan cara untuk mengaksesnya."
"Lalu kami temukan anggaran yang cukup aneh lagi, yaitu pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan," tulis William dalam akunnya pada Selasa lalu.
Berikut ini petikan berita pernyataan para mantan Gubernur DKI:
1. Djarot Saiful Hidayat
Gubernur DKI Jakarta yang menjabat Juni 2017 hingga Oktober 2017 itu menyangsikan apabila disebutkan ada kesalahan pengetikan dalam memasukan mata anggaran ke dalam APBD.
Menurut dia, mata anggaran yang menjadi polemik, yakni Rp 82,8 miliar untuk pembelian lem Aica Aibon, tidak mungkin tidak disengaja. Selengkapnya di sini
2. Sutiyoso (Bang Yos)
Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menyatakan terkejut melihat jumlah usulan anggaran pengadaan lem aibon yang ada dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran (KUA-PPAS) untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) DKI Jakarta 2020 yang mencapai Rp 82,8 miliar.
"Aku kaget aja, kok lem segitu anggarannya," kata Sutiyoso yang biasa disapa Bang Yos kepada Kompas.com, Kamis (31/10/2019).
"Nggak tahu ngitung untuk apa, itu bisa aja salah administrasi."
"Anggaran itu kan memang diatur bersama-sama dengan Dewan (DPRD)," tambah dia.
Bang Yos mengingat kembali saat dirinya menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta dan membahas anggaran. Baca selengkapnya di sini
3. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok/BTP)
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, menanggapi terkait pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengenai sistem e-Budgeting warisannya.
Ahok membantah pernyataan Anies yang menyebut ada kesalahan dalam e-Budgeting dan memiliki banyak masalah.
Iapun menilai Anies Baswedan terlalu pintar.
"Aku sudah lupa definisi smart seperti apa, karena Pak Anies terlalu over smart," kepada Kompas.com, Kamis (31/10/2019). Selengkapnya baca di sini
Siapa William Aditya Sarana?
Anggota DPRD DKI Termuda yang Bongkar Anggaran Aibon Rp 82 M
Anggota DPRD DKI Jakarta, William Aditya Sarana mendadak jadi sorotan awam.
William membongkar kejanggalan anggaran pembelian lem Aibon sebesar Rp 82 miliar pada rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta.
"Kemarin saya temukan ada usulan belanja lem aibon senilai Rp 82 miliar di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat."
"Ini usulan dari mana? Kenapa lem aibon dan kenapa angkanya besar sekali? Saya minta gubernur jelaskan, jangan buang badan ke anak buah!" tegas William.
Kemudian, politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu juga menemukan anggaran pengadaan bolpoin sebesar Rp 124 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur.
William Aditya Sarana lahir di Jakarta Barat, 2 Mei 1996 sehingga saat ini, William masih berusia 23 tahun.
Hal ini membuat William menjadi anggota DPRD DKI Jakarta paling muda sekaligus satu dari delapan anggota dewan terpilih dari PSI.
William baru saja diwisuda dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) pada akhir Agustus.
Sehingga saat mendaftar sebagai caleg, ia mencantumkan profesinya sebagai pelajar.
William maju sebagai caleg dari daerah pemilihan DKI Jakarta 9 meliputi Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Tambora.
Dalam Pileg 2019, William sukses meraih 12.295 suara yang mengantarkannya sebagai legislator termuda.
Ia kini duduk di Komisi A DPRD DKI Jakarta yang mengawasi bidang pemerintahan, satu komisi dengan eks penyanyi cilik Tina Toon. Selengkapnya di sini