TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapakah engkau wahai Muhammad,
Begitu dahsyatnya engkau berada di relung hati kami
Seluruh penghuni alam ini membicarakan engkau..
Jika bukan engkau ya Muhammad, sungguh kami tidak pernah mengenal Rabb kami
Allahuma Shalli’alla sayyidina Muhammad, Wa ‘ala Ali sayyidina Muhammad.
Dari yang Merindukanmu..
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selalu mampu menghadirkan pesan-pesan aktual yang bermanfaat untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, umat muslim diajak untuk sering membacakan shalawat untuk Rasulullah Muhammad SAW sebagai wujud kecintaannya kepada Baginda Nabi.
"Yang ingin sehat badannya, yang ingin lancar rezekinya, rajinlah bershalawat," ajak ustadz muda Syeikh Fikri Thoriq saat tampil memberikan tausiah di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertajuk "Rindu Mengikis Jarak Meski Sehasta" yang diselenggarakan di The Hallf Patiunus, Jl. Patiunus, Kebayoran Baru, Jakarta, Minggu (10/11/2019).
Syeikh Fikri Thoriq menjelaskan, acara peringatan Maulid Nabi ini digelar untuk menumbuhkan rasa rindu umat muslim kepada Rasululllah.
"Ketika orang lupa kepada siapa harus mencintai, itu bahaya. Kita mengajak siapa saja umat muslim merindukan Rasulullah sebagaimana ribuan tahun lalu Rasulullah menyatakan kerinduannya kepada umatnya," ungkap Syeikh Fikri Thoriq.
"Apa yang Rasululllah sampaikan adalah tentang kebaikan, untuk ummatnya, dirinya dan masyarakat. Sejak awal ulama sepakat, tanggal 12 Rabiul awal sebagai libur nasional untuk memperingati kelahiran Rasululllah."
"Ahlak beliau bisa menjadi teladan, menjadi tugas kita sebagai umatnya untuk memperbanyak ilmu dengan menghadiri pengajian pengajian," ujarnya.
"Kita akan terus memperkenalkan sosok Rasululllah melalui pengajian, bergaul dengan cara seperti diajarkan Rasululllah. Menebarkan kasih sayang," imbuhnya.
Kepada audiens, Syeikh Fikri Thoriq menceritakan perjalanan hidup Muhammad SAW sejak dia dilahirkan ibunya, Aminah, di Makkah dalam keadaan yatim karena Abdullah, ayahnya, yang sudah lebih dulu meninggal dunia.
Abdul Muthalib, sang kakek membawa bayi yang baru lahir tersebut ke Kabah, dan diberi nama Muhammad, yang artinya manusia terpuji.
Siti Aminah membawa bayi Muhammad silaturahim ke Yatsrib, tempat ayahnya Abdullah dimakamkan. Sekembali dari sana, Siti Aminah meninggal dunia di Abwa'.
Rasululllah resmi jadi yatim piatu.
Lalu Muhammad diasuh oleh kakek Abdul Muthalib, yang kemudian dilanjutkan diasuh oleh pamannya yang bernama Abu Thalib, saat sang kakek meninggal dunia.
Di masa lalu suku Quraish, yang merupakan suku terpandang di tanah Arab, biasa menitipkan bayi yang baru lahir agar bahasa Arabnya bagus, mengingat di Makkah banyak kaum pendatang.
Rasululllah sempat dibawa dan diasuh oleh wanita bernama Halimatus Sa'diyah.
Selama diasuh pamannya, Abu Thalib, Muhammad bekerja sebagai penggembala kambing, mendapat upah.
Upahnya selalu Muhammad serahkan ke Abu Thalib untuk membantu perekonomian keluarga pamannya.
Muhammad baru akan makan di rumah pamannya jika keluarga pamannya sudah makan.
Muhammad kemudian bekerja pada Siti Khadijah, wanita kaya suku Quraish. Saat membawa perniagaan Siti Khadijah, ahli kitab sudah menyatakan kesaksiannya, kelak Muhammad akan menjadi nabi penutup sampai akhir zaman.
Di usia Muhammad hampir 25 tahun, Siti Khadijah tertarik ingin menikah dengan Muhammad.
Muhammad kemudian menikah dengan Khadijah dengan mahar 20 ekor unta. Muhammad menerima wahyu di Gua Hira setelah menikah dengan Khadijah, dari Malaikat Jibril yang kemudian diturunkan kitab suci Al Quran secara bertahap.
Ferri Syah, volunteer kegiatan Maulid ini menyatakan, komunitasnya rutin menggelar pengajian.
"Intinya, bersama teman-teman semua di sini, kita ingin menjadi baik. Teman-teman penyelenggara acara maulid ini seluruhnya adalah volunter, dari beragam latar belakang profesi. Ada yang dokter, arsitek dan lain-lain. Ada juga teman-teman artis." jelasnya.
Tampil memberikan tausiah di acara ini selain Syeikh Fikri Thoriq adalah Urwatul Wutsqo, Syakir Daulay dan Habib Novel,
Total volunteer yang terlibat menyiapkan peringatan Maulid Nabi ini mencapai 70 orang dengan total peserta yang menyatakan konfirmasi hadir mencapai 600 orang.
Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh Marcella Zalianty dan Olivia Zalianty.
Acara peringatan Maulid Nabi ini ditutup dengan shalat ashar.