Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta berwacana membentuk panitia khusus (pansus) pengusutan kasus bobolnya Bank DKI yang mencapai Rp 32 miliar.
Hal ini diutarakan oleh anggota komisi A DPRD DKI fraksi Partai Gerindra Purwanto.
Baca: DPRD DKI Menaruh Harap Kemendagri Mundurkan Tenggat Pembahasan APBD 2020
Ia menyatakan pansus perlu dibentuk untuk menginvestigasi permasalahan yang sebenarnya terjadi di perusahaan BUMD DKI itu.
Nanti, pansus bekerja bukan cuma berfokus pada kasusnya saja, tapi juga melihat bagaimana sistem perbankan Bank DKI selama ini.
"Saya akan usulkan agar DPRD membentuk pansus untuk menyelidiki permasalahan di Bank DKI. Pansus ini akan bekerja untuk menginvestigasi permasalahan sebenarnya, bukan hanya pembobolan tapi sistem perbankan mereka," ucap Purwanto saat dikonfirmasi, Kamis (21/11/2019).
Kata dia, pembentukan pansus juga dalam rangka mengembalikan kepercayaan publik terhadap Bank DKI.
Sebab sebuah lembaga keuangan sudah semestinya menjamin keamanan para nasabahnya.
Ia melihat, kasus bobolnya Bank DKI lantaran terjadi sesuatu yang krusial dalam sistem maupun manajemen mereka.
Kehadiran pansus, dianggap bisa membantu evaluasi yang dilakukan Bank DKI dari sisi eksternal.
"Persoalannya ini kan kepercayaan publik, ini kan lembaga keuangan yg harusnya dijamin keamanan dari nasabah. Kalau sampai bobol berarti artinya ada sesuatu yang harus diperbaiki," ucap dia.
"Urgensi bisnisnya ya soal trust (kepercayaan). Memang kalau sudah kehilangan kepercayaan, dia selesai," imbuhnya.
Sementara, usulan pembentukan pansus datang dari dirinya pribadi.
Ia menyerahkan usulan ini ke komisi B.
Mereka yang disebut berhak apakah mengakomodasi usulan ini atau tidak.
"Jadi tergantung teman-teman dari komisi B juga," tutur Purwanto.
Politikus Gerindra ini enggan evaluasi yang dilakukan internal Bank DKI, hanya seperti teori gunung es.
Baca: Wakil Ketua Banggar Optimistis DPRD DKI Ketok Palu APBD 2020 Bulan Ini
Terlihat dipermukaan baik-baik saja, namun kenyataannya masih ada permasalahan menumpuk yang tidak terlihat.
"Siapa tahu ini seperti gunung es, di permukaan kelihatan, tapi sebenarnya di bawah masih banyak persoalan yang tidak ke bring up," jelas dia.