News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir di Jakarta

Cipinang Melayu Rawan Banjir, Ahli Tata Kota: Kurang Pas untuk Rumah, Mau Pakai Pompa Sekalipun

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banjir yang menggenangi daerah Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur mulai surut pada Kamis (2/1/2019) pagi.

TRIBUNNEWS.COM - Ahli Tata Kota, Yayat Supriyatna menyebut daerah Kelurahan Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur memang rawan terjadi banjir.

Hal ini disebabkan karena topografi atau kondisi dataran di Cipinang Melayu yang cenderung lebih rendah dibanding daerah sekitarnya.

Maka dari itu, Yayat menyebut wilayah Cipinang Melayu sebenarnya kurang layak untuk dijadikan tempat tinggal.

Dilansir Tribunnews.com, hal ini diungkapkan Yayat dalam tayangan Breaking News unggahan YouTube Talk Show tvOne, Rabu (1/1/2020).

Yayat menjelaskan di ada beberapa wilayah di Jakarta yang memang sudah tak bisa lepas dari banjir, seperti Cipinang Melayu.

Sehingga kewaspadaan penduduk yang tinggal di wilayah tersebut harus ditingkatkan.

"Artinya, kewaspadaan ditingkatkan, apalagi bagi daerah-daerah di Jakarta ini ada 82 titik RW loh yang sebetulnya kondisi topografinya itu sudah sulit untuk katakanlah lepas dari banjir," terang Yayat.

"Seperti di Cipinang Melayu," sambungnya.

Yayat menyebut kondisi dataran Cipinang Melayu memang terlalu rendah, ditambah ada sungai di wilayah itu.

"Cipinang Melayu itu rendah sekali dia. Dekat kali Cipinang, kemudian itu (daerah sekitarnya) cukup tinggi hampir 4 meter," jelas Yayat.

Yayat yang sudah beberapa kali meninjau langsung wilayah tersebut menyimpulkan Cipinang Melayu kurang pas untuk dijadikan tempat tinggal.

"Saya sudah beberapa kali ke sana melihat. Memang lokasi ini kalau untuk tempat tinggal agak kurang pas lah ya," ujar Yayat.

Yayat menyebut warga yang tinggal di Cipinang Melayu memang harus ada usaha lebih untuk menangani banjir.

Namun, hal ini dirasa masih sulit lantaran kondisi topografinya, meskipun sudah menggunakan pompa air.

"Memang harus ada upaya lebih untuk bisa menyelamatkan itu. Jadi, beberapa titik lokasi di Jakarta ini memang sangat rentan," kata Yayat.

"Jadi mau pakai pompa pun harus memang pompa yang besar dan sebagainya," imbuhnya.

Banjir setinggi kurang lebih 40 centimeter atau setinggi lutut orang dewasa masih menggenangi Jalan Samanhudi, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat hingga siang ini (TribunJakarta.com/Pebby Ade Liana)

Dalam tayangan tersebut, Yayat juga mengimbau seluruh elemen masyarakat harus mempelajari ilmu langit atau ilmu mengenai cuaca agar kelak bisa lebih bersiap jika banjir melanda.

"Ini menarik, sebetulnya kita belajar ilmu langitnya dulu. Ramalannya sudah menunjukkan intensitas curah hujan cukup tinggi," ujar Yayat.

Yayat menyebut, jika terjadi hujan lebat di Jakarta dengan intensitas curah hujan tertentu selama dua jam saja maka sudah bisa dipastikan akan banjir.

Ia menyebut prakiraan itu sudah terbukti di akhir tahun 2019 lalu di mana hujan lebat terjadi di Jakarta dan menyebabkan jalanan tergenang.

"Sebetulnya harus ada memahami fakta terlebih dahulu, Jakarta di intensitas 50-100 dalam kategori hujan lebat durasi dua jam saja itu sudah tergenang," kata Yayat.

"Kita belajar dua minggu yang lalu, 19 titik jalan tergenang sama sekali," sambungnya.

Berdasarkan pengalaman banjir yang sudah-sudah, Yayat menyimpulkan, wilayah Jakarta memang rentan banjir ketika ada peningkatan curah hujan.

"Nah itu menunjukkan, kita rentan terkait dengan peningkatan curah hujan yang cukup tinggi dalam waktu yang cukup panjang," jelas Yayat.

Yayat pun mengimbau seharusnya seluruh lapisan masyarakat dari pemerintah, instansi terkait, hingga penduduk bisa lebih memahami informasi terkait cuaca.

"Jadi yang menjadi pertanyaan lebih lanjut, sejauh mana informasi-informasi yang diberikan dari BMKG itu, ibaratnya ilmu langitnya baru nyambung enggak dengan di daratnya?" ujar Yayat.

"Dengan institusi di tingkat lokal, pemerintah daerah, institusi lapangan."

Agar kejadian serupa tak terulang, Yayat mengajak masyarakat untuk memperdalam ilmu mengenai cuaca.

Terlebih curah hujan selama beberapa hari ke depan diprediksi masih tinggi.

"Artinya mari kita perdalam lagi pengetahuan kita tentang ilmu cuaca dalam kondisi 2-3 bulan ke depan," ajak Yayat.

"Seperti hari ini katanya kan, ada dua hari kemungkinan ke depan curah hujan masih tinggi."

Berikut video lengkapnya:

Kondisi Cipinang Melayu Terkini

Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, wilayah Kelurahan Cipinang Melayu sudah mulai surut pada Kamis (2/1/2020).

Warga menyebut banjir sudah surut sejak pukul 05.00 WIB.

Jalanan di kelurahan tersebut masih penuh barang-barang warga.

Warga juga sudah mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur dan kotoran dari banjir.

Kondisi Terbaru Jakarta dan Sekitarnya

Akun Twitter resmi @BPBDJakarta mengumumkan kondisi terakhir banjir di Jakarta dan sekitarnya pukul 14.00 WIB.

Terdapat beberapa daerah yang masih tergenang banjir cukup tinggi.

Berikut daftar daerah, tinggi muka air, serta cuaca:

1. Katulampa 40 cm/Terang

2. Depok 145 cm/Mendung Tipis

3. Manggarai 785 cm/Terang

4. Karet 520 cm/Terang

5. Krukut Hulu 70 cm/Terang

6. Pesanggrahan 100 cm/Mendung Tipis

7. Angke Hulu 345 cm/Terang

8. Waduk Pluit 5 cm/ Terang

9. Pasar Ikan 170 cm/Terang

10. Cipinang Hulu 105 cm/Terang

11. Sunter Hulu 80 cm/Mendung Tipis

12. Pulo Gadung 430 cm/Terang

(Tribunnews.com/Ifa Nabila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini