Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai normalisasi Sungai Ciliwung, harus segera dilakukan untuk mencegah meluapnya air ke pemukiman wilayah Jakarta.
Ia menyebut, lebar Sungai Ciliwung saat ini sekitar 10 meter sampai 20 meter yang hanya mampu menampung debit air 200 meter kubik per detik, padahal saat musim hujan bisa mencapai 570 meter kubik per detik.
Baca: BPBD DKI Sebut 6 Orang Meninggal Dunia Akibat Banjir di Ibu Kota
"Sehingga harus dibesarkan kapasitas tampung kali (sungai) Ciliwung, termasuk sodetan alirkan 60 meter kubik perdetik sehingga beban di Manggarai atau hilir akan lebih kecil," tutur Basuki di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/1/2020).
"Presiden arahkan bahwa tetap lanjutkan, penanganan banjir di Jakarta," sambung Basuki.
Selain normalisasi Ciliwung, Basuki menilai diperlukan sodetan dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan pembebasan lahannya.
"Dari 1,2 kilo meter, kami selesaikan 600 meter. Kalau untuk normalisasi, kami siapkan rusunnya untuk 800 KK (kartu keluarga) bisa kami pindahkan, kami siapkan di Pasar Rumput," ujarnya.
Sementara untuk penanganan di hulu, kata Basuki, pemerintah pusat telah melakukan pembangunan dua bendungan Sukamahi dan Ciawi, dimana saat ini pembebasan lahannya sudah lebih 95 persen selesai.
Baca: Blusukan ke Tangerang, Iriana Jokowi Bagikan Bantuan ke Warga Terdampak Banjir
"Dua bendungan ini selesai 2020," ucap Basuki.
Di sisi lain, Basuki telah menerjunkan 287 pegawai Kementerian PUPR untuk ke 180 titik banjir untuk melakukan pengecekan penyebab banjir.
"Apakah ada tanggul yang jebol, apakah ada drainase yang tersumbat atau pompa yang rusak. Seperti kemarin Km 24 tol Japek, kenapa banjir karena drainase tersumbat proyek dan telah kami bongkar," papar Basuki.