News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Satu Keluarga di Pulogadung Tewas, Diduga Keracunan Gas CO Pembuangan dari Genset

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satu keluarga di Jalan Kayu Mas Selatan VI, RT 01/RW 09, Kelurahan Pulogadung, Jakarta Timur tewas.

Diduga kematian sekeluarga tersebut karena keracunan Gas CO atau karbon monoksida dari pembuangan genset.

Baca: Bersih-bersih Pascabanjir, Warga Kampung Pulo Dapati Perabotan Rumah Rusak Terendam Air

Meski jasad Mahmudi (35), Ayu Maryana Oktavia (29), Selvia Audy Pratiwi (9), dan Mahezha Kurniawan (5) ditemukan pada Kamis (2/1/2020) sekira pukul 23.30 WIB.

Imam Jumhari (47), kerabat yang pertama menemukan jasad keempatnya mengatakan bau gas CO sudah tercium sejak genset difungsikan, Rabu (1/1/2020).

"Memang pas saya ke sana siang sampai malam hari, udara di dalam ruangan enggak segar. Karena (gas buang genset) ngumpul di situ semua," kata Imam di RS Polri Kramat Jati, Jumat (3/1/2020).

Gas buang genset yang biasa digunakan keluarga Mahmudi berdagang gulali itu terasa sesak karena tak disertai selang pembuangan.

Sementara genset ditempatkan dalam rumah, tepatnya belakang pintu kamar yang hanya memiliki satu lubang ventilasi kecil.

"Dari awal (genset menyala) bau. Karena pembuangan asap enggak panjang, enggak sampai keluar rumah. Hanya corong enggak pakai selang," ujarnya.

Namun keluarga Mahmudi tak punya pilihan selain menghidupkan genset karena sejak Rabu dini hari aliran listrik di permukiman mereka diputus.

Imam menuturkan pemadaman listrik itu dampak banjir yang merendam permukiman warga Kelurahan Pulogadung.

"Saya terakhir ketemu mereka tanggal 1, waktu itu ngobrol sampai jam 10 malam. Baru ke rumah mereka lagi siang tanggal 3, tapi enggak ketemu," tuturnya.

Namun saat datang sekira pukul 13.00 WIB, Imam menduga keluarga adiknya sedang terlelap sehingga tak merespon panggilan.

Baru ketika hendak mengantar nasi berkat sekira pukul 23.30 WIB dia merasa janggal karena tak kunjung mendapat respon.

"Pertama saya kira bukan tidur, tapi pas saya datang lagi malamnya kok enggak bangun juga. Saya curiga masa orang tidur seharian," lanjut Imam.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini