Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini Yusuf, mengakui ada sejumlah rumah pompa tidak bisa difungsikan saat banjir melanda Jakarta pada Rabu (1/1/2020).
Pompa-pompa stasioner tersebut tak bisa difungsikan karena ikut terendam banjir.
"Namanya air sudah meluap, tentunya setelah air meluap masuk ke lokasi pompa kita kan harus lakukan pengamanan juga," ujar Juaini di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (6/1/2020).
"Kalau pompanya kerendem kita nggak bisa hidupin. Akhirnya jadi merusak pompa," imbuh dia.
Guna mengatasi hal tersebut, pihak SDA mengerahkan pompa mobile untuk mem-backup pompa stasioner yang tak bisa difungsikan.
Baca: Berkedok Razia Prostitusi Online, Polisi Gadungan Peras & Setubuhi Wanita di Apartemen Kelapa Gading
Adapun jumlah yang terendam tersebar di 10 lokasi, seperti di Teluk Gong, Semanan, dan Kampung Pulo.
Lokasi itu jadi wilayah yang cukup parah terendam air, hingga membuat pompa stasioner tak bisa dinyalakan.
Sebagai evaluasi menyambut puncak musim penghujan, SDA akan meningggikan lokasi pompa stasioner tersebut supaya ke depan tidak terendam air lagi.
SDA juga memyiagakan 400 lebih pompa stasioner dibantu 133 unit pompa mobile.
Baca: Akibat Banjir Jabodetabek, Jasa Perbaikan Mobil di Jakarta Ramai Orderan, Capai Tarif Mulai 2,5 Juta
"Ke depan karena liat situasi seperti itu, kita harus mengevaluasi dengan meninggikan pompa yang ada. Jadi di lokasi-lokasi yang selama ini kita anggap rawan. Ada beberapa titik aja sih gak semuanya. Kemaren yang saya tau di Teluk Gong, Semanan, Kampung Melayu, Kampung Pulo sama Jati Pinggir," jelasnya.
Warga Jakarta berencana menggugat
Awal tahun 2020 beberapa wilayah di DKI Jakarta dilanda banjir.
Akses jalan penghubung terputus akibat banjir.
Permukiman warga pun terendam, luapan air merusak kendaraan pribadi hingga harta benda masyarakat.
Sekelompok orang yang menamakan diri Tim Advokasi Korban Banjir DKI Jakarta 2020 bakal mengajukan gugatan class action kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas dampak bencana banjir tersebut.
Baca: Mpok Rodiah, Wanita yang Viral Gegara Live Facebook saat Anies Kerja Bakti di Lokasi Banjir
Mereka memfasilitasi warga Jakarta yang ingin mengajukan gugatan atas dampak kerugian akibat banjir.
"Betul. Dari warga DKI khususnya. Sekarang kita masih fokus ke DKI dulu," ujar Koordinator Tim Advokasi Diarson Lubis saat dihubungi, Senin (6/1/2020).
Latar belakang rencana class action ini bermula dari banyaknya keluhan warga terdampak banjir yang kehilangan harta bendanya.
Baca: Komentar Anies Baswedan Diteriaki Gubernur DKI Rasa Presiden oleh Warga
Banyak dari mereka menanyakan jalur hukum yang tepat untuk meminta pertanggung jawaban penyelenggara negara.
"Jadi awalnya kita diajak diskusi sama warga, warga mengeluh. Bisa nggak ini dituntut dan sebagainya. Akhirnya kita sampaikan ada ruang yang diatur oleh hukum namanya class action. Class action di sini adalah meminta pertanggung jawaban dari penyelenggara negara. warga sepakat mengambil opsi itu," jelas Lubis.
Atas kesepakatan opsi class action, tim advokasi ini lalu membuka hotline untuk menampung seluruh gugatan dari warga.
Dokumen gugatan bisa disalurkan melalui email dan Whatsapp.
Baca: 300 Relawan Gojek Turun Tangan Distribusikan Bantuan ke Korban Banjir Jabodetabek
Pengajuan gugatan yang difasilitasi Lubis dkk tidak dipungut biaya sepeserpun.
"Kita verifikasi kelengkapannya legal standing orang itu, bisa nggak mewakili kelas. Kelas ini maksudnya bisa orang yang kerendam mobilnya, rumahnya," ujarnya.
Adapun Tim Advokasi Korban Banjir DKI Jakarta 2020 diwakili tiga orang.
Diantaranya Diarson Lubis, Alvon K Palma, dan Ridwan Darmawan.
85 Persen Kondisi Jakarta Aman
Anies menambahkan, meski DKI Jakarta di sejumlah wilayah terdampak banjir, 85 persen situasinya aman.
Meski Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Jakarta akan diterpa cuaca ekstrem, Anies optimis situasi di ibu kota tetap aman.
"Seperti kemarin, ketika hujan lebat, tanggal 31 Desember (2019) dan 1 Januari (2020), semua rumah pompa itu semua dikerjakan," ucap Anies seusai kerja bakti.
Baca: Korban Banjir & Longsor di Jabodetabek 60 Orang, BMKG Ungkap Intensitas Hujan Tinggi 6 Hari ke Depan
"Itu alhamdulillah 85 persen kota Jakarta aman," sambungnya.
Kendati begitu, Anies mengakui 15 persen wilayah kota Jakarta terdampak banjir yang ketinggian airnya mencapai 1,5 meter lebih.
"Ada 15 persen yang terdampak. Nah, dari sana ada ketinggian airnya itu di atas 1,5 meter. Artinya secara sistem kesiapan kami, baik," ujar Anies.
Selanjutnya, Pemprov DKI Jakarta akan lebih siaga lagi guna menghadapi curah hujan yang tinggi.
"Besok, kami akan lebih siaga lagi. Terutama di tempat-tempat yang memiliki risiko ekstra. Ada, justru Jakarta banyak," kata Anies.