"Ya enggak aman, sebab tulang-tulang gedung enggak sambung jadi satu sama lain ini," katanya.
"Ini juga sudah terlalu lama dan kelihatan beton sudah lapuk dan basah," lanjut Budi.
"Dari enginering kita, Damkar dan Basarnas nilai enggak aman. Kita akan laksanakan asssement dari luar," jelasnya.
Sebelumnya, diketahui, gedung yang roboh di Slipi ini mengakibatkan 11 orang menjadi korban, Senin (6/1/2020).
Direktur Operasional Basarnas, Brigjen Budi Purnama menjelaskan, tiga korban karyawan minimarket sudah dievakuasi secara mandiri.
Lalu lima korban lainnya yang berada di lantai 2 gedung sudah dilakukan evaluasi secara bersama-sama.
"Tiga orang bisa evakuasi mandiri, yang jaga toko minimarket. Lima orang kita evakuasi sama-sama di lantai 2," ujar Budi di lokasi kejadian, Senin (6/1/2020), dikutip dari Kompas.com.
Sehingga, dari penuturannya, 8 korban tersebut berada di dalam gedung.
Kemudian, ada korban lain yang berada di luar gedung sebanyak 3 orang.
Mereka adalah pengemudi ojek online dan perempuan lanjut usia.
"Jadi selebihnya ada di luar gedung, yang ibu lansia itu ada di belakang gedung," kata Budi Purnama.
Dari 11 korban tersebut, ada 3 orang yang terluka.
Sementara, menurut Kasatpol PP Jakarta Barat, Tamo Sijabat menyampaikan, tiga korban luka tersebut sudah dilarikan ke Rumah Sakit Tarakan.
"Sementara ini sudah ada tiga korban. Dua laki-laki dan satu perempuan. Saat dievakuasi masih dalam keadaan hidup dan telah dilarikan ke RS Tarakan," kata Tamo di lokasi kejadian, Senin (6/1/2020), dikutip dari Kompas.com.