News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pro dan Kontra Anies Baswedan

Aksi Bela Anies: Jawara Bekasi Sindir Janji Gubernur yang Mundur untuk Maju Jadi Presiden

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jawara Bekasi, Damin Sada, di Markas Polda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Senin (13/2/2017). Ia datang untuk memberikan dukungan kepada Rizieq Shihab yang diperiksa sebagai tersangka di Polda Jabar. TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S

TRIBUNNEWS.COM -  Aksi bela Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan digelar tepat di depan Balai Kota Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020) siang.

Jawara Bekasi, Damin Sada menyambangi Balai Kota DKI Jakarta untuk melakukan orasi membela Anies Baswedan. 

Anies didemonstrasi oleh organisasi masyarakat (Ormas) Suara Rakyat Bersatu terkait banjir Jakarta.

Mengenakan busana pangsi khas Betawi, pemimpin dari Laskar Adat Betawi ini datang bersama rombongannya sekitar pukul 14.30 WIB.

Setibanya di sana, lelaki bertubuh tambun ini langsung menaiki mobil komando yang dilengkapi alat pengeras suara.

Dalam orasinya, Jawara Bekasi Damin Sada menyindir Presiden yang disebutnya dulu pernah mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Presiden tersebut, menurut dia, dianggap tidak menepati janjinya karena mundur dari jabatannya sebagai Gubernur untuk maju mengikuti pemilihan Presiden 2014.

“Sebelumnya ada Wali Kota yang datang dari Jawa, dia bilang soal banjir dan macet gampang. Kemudian diboyonglah dia ke DKI,” ujarnya dilansir YouTube WartaKota, Selasa (14/1/2020).

BACA JUGA : Aksi di Balai Kota DKI Ricuh, Pendemo Anies Dilempari Botol Air Mineral dan Diteriaki 'Orang Gila'

Saat berkuasa di DKI Jakarta, kata dia, sosok pemimpin itu hanya bisa masuk dan keluar gorong-gorong dan membuat tanggul di utara reklamasi.

“Dia bilang untuk mengatasi banjir dan macet butuh pemimpin nasional, makanya dua tahun (jadi gubernur) lalu jadi presiden. Itu tidak bertanggung jawab, seharusnya lima tahun,” ujarnya. 

Menurutnya setelah orang tersebut menjadi Presiden, warga Jakarta menjadi terpecah belah karena dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

"Akhirnya apa? Warga Jakarta jadi terpecah belah karena apa? Diserahin sama si Ahok bukan comberan," sebutnya.

Ia menegaskan jika sudah move on dari pemilihan Presiden, dan tidak ada istilah 'kampret' dan 'cebong' lagi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini