"Saya lihat pagi itu baru satu bus dari pemadam kebakaran menangani bencana, yang stay di situ, baru satu," sambungnya.
Tak hanya itu, warga setempat juga belum diarahkan untuk mengungsi.
"Saya coba masuk ke dalam, saya tanya sama warga di sana 'Gimana? Sudah siap belum mau ngungsi?' 'Belum tuh pak, belum ada arahan'," kata Azas Tigor.
Azas Tigor yang geram langsung mengunggah informasi banjir itu di media sosialnya.
"Terus saya posting di media sosial saya. Dapat (komentar) ada yang lucu," kata Azas Tigor sambil membuka ponselnya.
Teman Azas Tigor berkomentar bahwa banjir sudah menggenangi rumahnya, namun peringatan bencana dari toa sangat terlambat.
Azas Tigor langsung menyorot fungsi toa yang harusnya menjadi peringatan dini bencana namun malah terlambat.
"Ini teman saya yang korban banjir di Kebon Pala RW 05, dia tulis begini, dia jawab postingan saya, 'Pagi ini ketika air di dalam rumah sudah setinggi lutut, tiba-tiba saya mendengar suara cukup lantang alias toa: Banjir di RW 5 hampir 2 meter'," ungkapnya.
"Saat itu saya langsung berkomentar 'Guna enggak sih?'," imbuhnya.
Teman kerja Azas Tigor bahkan sampai terkurung dalam rumahnya lantaran tak ada peringatan banjir dan air sudah menggenang tinggi.
"Artinya masih saja lambat, ini baru satu, terus saya juga dapat respons dari teman saya di Kelapa Gading, itu cukup parah juga," ungkap Azas Tigor.
"Saya baca di WA group kantor, ada teman kantor bilang 'Loh mbak jadi gimana?' 'Ya sudah deh saya stay saja di atas, enggak bisa ngapa-ngapain', lagi-lagi informasinya enggak ada," ujarnya.
"Terus saya coba jalan lagi, saya tanya lagi 'Sudah ada belum bantuan?' katanya belum ada bantuan."
Berikut video lengkapnya:
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)