TRIBUNNEWS.COM - Video viral yang menayangkan guru SMAN 12 Bekasi, Idiyanto memukuli anak didiknya berbuntut dinonaktifkannya sang guru dari jabatannya sebagai wakil kepala sekolah.
Meski demikian, sejumlah siswa SMA tersebut justru tak terima gurunya dinonaktifkan.
Para siswa pun melakukan unjuk rasa di lapangan sekolah menuntut agar gurunya tidak jadi dikeluarkan dan tetap mengajar di SMAN 12 Bekasi.
Menurut para sisiwa, Idiyanto sebenarnya adalah sosok guru yang baik.
Aksi pemukulan terhadap siswa dilakukan Idiyanto lantaran sang guru ingin bersikap tegas.
"Pak Idi itu baik sebenarnya. Cuma gara-gara satu kesalahan. Dia cuma tegas, biar kita disiplin, biar kita tertib."
"Itu (pemukulan) karena kesalahan kita sendiri. Kita sudah telat, padahal kita sudah dikasih akses mudah, kita sudah dikasih zonasi supaya kita datang lebih awal," papar salah satu siswi SMAN 12 Bekasi yang tidak diketahui namanya.
Dari pantauan Tribunnews.com di kanal YouTube Kompastv, Kamis (13/2/2020), terlihat saat Idiyanto akan keluar dari sekolah setelah putusan penonaktifan, ia dikerumuni para siswa.
Para siswa memeluk hingga menangis histeris tak menginginkan sang guru berhenti mengajar.
Idiyanto pun tampak ikut menangis.
Diketahui, sebelumnya beredar video yang menayangkan Idiyanto memukuli anak didiknya di hadapan 172 siswa.
Video tersebut kemudian viral di media sosial.
Pemukulan yang berada di lapangan sekolah ini dilakukan lantaran para siswa terlambat masuk sekolah.
Keterlambatan ratusan siswa disebabkan akses dari tempat parkir di belakang sekolah ditutup, sehingga mereka harus jalan kaki memutar untuk menuju gerbang sepan sekolah.
Idiyanto pun mengumpulkan siswa yang terlambat di sekolah dan melakukan pemeriksaan atribut.
Baca: Seorang Guru Ungkap Kronologi Kasus Wakil Kepsek di Bekasi Pukuli Siswa yang Terlambat
Saat pemeriksaan tersebut, ada dua siswa yang tidak mengenakan atribut dengan lengkap.
Idiyanto pun memukul dua siswa tersebut.
Menurut Wakil Bidang Humas SMAN 12 Bekasi Irnatiqoh, aksi pemukulan Idiyanto bukanlah cara yang baik.
Pihak sekolah pun menyayangkan kejadian ini dan telah menyampaikan permohonan maaf kepada para siswa yang dipukuli.
Selanjutnya, pihak sekolah menonaktifkan Idiyanto dari jabatannya sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan.
"Ini bukan cara yang baik dan kami sangat menyayangkan dengan kejadian ini. Dari pihak siswa sudah kami sampaikan permohonan maaf kepada orangtuanya juga."
"Pihak sekolah sudah melakukan penonaktifan jabatan sebagai Waka Kesiswaan," ujar Irnatiqoh dilansir dari kanal YouTube Tvonenews, Kamis (13/2/2020).
Lebih lanjut, Idiyanto telah diperiksa polisi atas aksi pemukulan yang ia lakukan pada Selasa (11/2/2020) lalu ini.
(Tribunnews.com/R Agustina)