Bapeten juga melakukan koordinasi ke RT setempat untuk memasang safety perimeter, termasuk meneliti sampel air di lokasi.
"Untuk keperluan kesiapsiagaan nuklir, sejak tahun 2013 Bapeten telah memiliki unit pemantau radioaktivitas lingkungan bergerak (mobile RDMS – MONA)," ujar Indra.
Untuk menjamin kehandalan unit MONA tersebut, maka Bapeten melakukan uji fungsi secara rutin dengan melakukan pemantauan radioaktivitas lingkungan di area Jabodetabek.
Tanggal 30-31 Januari 2020, Bapeten melakukan uji fungsi dengan target area meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, dan Stasiun KA Serpong.
Bapeten dan Batan telah mengambil sampel tanah di sekitar lokasi untuk dilakukan analisa lebih lanjut di laboratorium PTKMR-Batan.
Berdasarkan hasil analisa di laboratorium dan juga hasil pengukuran laju paparan sebelumnya, maka tim gabungan Bapeten dan Batan melakukan upaya pencarian sumber yang diduga menjadi penyebab kenaikan laju paparan di atas.
Kegiatan pencarian telah dilaksanakan pada tanggal 7-8 Februari 2020 yang menemukan beberapa serpihan sumber radioaktif.
Baca: Lelah Hadapi Tekanan, Abash Akhirnya Ungkap Identitas Asli Dia dan Lucinta Luna Lihat Kenyataannya
Baca: Fakta Baru Kasus Pria Telanjangi Wanita di Pinggir Jalan, Pelaku Disebut Tidak Waras
Setelah pengangkatan serpihan sumber radioaktif tersebut, dan dilakukan pemetaan ulang, ditemukan bahwa laju paparan mengalami penurunan, namun masih di atas nilai normal.
"Berdasarkan hasil tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kontaminasi yang sifatnya menyebar di area tersebut, dan perlu dilakukan kegiatan dekontaminasi dengan cara pengambilan/pengerukan tanah yang diduga telah terkontaminasi dan pemotongan pohon atau pengambilan vegetasi yang terkontaminasi," ujar Indra.(tribunjakarta/wly/tribunnetwok/cep)