TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hujan deras yang mengguyur Jakarta, Minggu (23/2/2020), ternyata turut merendam pemukiman elite di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi dan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmuda langsung meninjau ke lokasi.
Saat Prasetio tiba di lokasi, genangan air sudah tidak tampak lagi.
Namun, sejumlah petugas Dinas Sumber Daya Air (DSDA) tampak masih sibuk membongkar trotoar di depan LBH Jakarta yang baru saja direvitalisasi Pemprov DKI.
Adapun pembongkaran trotoar dilakukan lantaran tidak adanya katup pembuka bak kontrol saluran air yang berada tepat di bawah pedestrian itu.
Akibat sulitnya membuka saluran itu, petugas DSDA akhirnya membongkar paksa bak kontrok menggunakan bor breaker.
Melihat sulitnya petugas membuka bak kontrol itu, politisi PDI-P ini langsung mengkritik Gubernur DKI Anies Baswedan.
Ia menyebut, revitalisasi trotoar di sepanjang Jalan Diponegoro ini tidak saling bersinergi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
"Di sini terjadi mampet, karena apa? Sudah ditutup jalan ini nih. Di sini antara Bina Marga dengan SDA tidak koordinasi," ucap Prasetio, Minggu, seperti dikutip Tribun Jakarta.
Baca: 10.000 Orang Terdampak, 2.393 Warga Jakarta Terpaksa Mengungsi Akibat Banjir
Prasetio makin marah melihat banyaknya puing sisa proyek revitalisasi yang ternyata dibuang di saluran air di bawah trotoar itu.
Ia menyebut, proyek revitalisasi trotoar yang selama ini dilakukan Pemprov DKI hanya bagus di luar saja.
"Di situ tadi ada bekas kastin-kastin yang tidak diangkat. Jadi kelihatan luarnya saja bagus, tapi dalamnya hancur," ujarnya.
"Ini bukannya jadi bak malah merusak," tambahnya.
Prasetio menyebut, pihaknya juga menemukan tidak adanya katup pembuka bak kontrol saluran air di lima lokasi berbeda saat melakukan peninjauan.
"Kalau mau lebarin trotoar silahkan saja, tapi jangan sampai menutup bak kontrol yang ada di perumahan-perumahan masyarakat yang ada di sekitar Menteng dong," kata Prasetio.
Sebelumnya, sebanyak 55 rukun warga (RW) di Jakarta terendam banjir.
RW yang terendam banjir tersebar di 36 kelurahan di 23 kecamatan.
Menurut BPBD Jakarta, banjir disebabkan curah hujan tinggi, luapan Kali Ciliwung, luapan Kali Item, luapan Kali Sunter, dan luapan Kali Semongol.
Ketinggian air banjir di 55 RW yang terendam beragam, mulai dari 5 sentimeter sampai 120 sentimeter.
Banjir juga sempat merendam 10 ruas jalan.
Salah satunya di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara. Imbasnya, para pengendara motor nekat masuk jalan Tol Wiyoto Wiyono.
Genangan air di ruas jalan mengganggu operasional Transjakarta di sejumlah rute.
Begitu pula dengan operasional Commuter Line.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya terpaksa melakukan pemadaman aliran listrik akibat banjir. Sebanyak 308 gardu listrik terdampak.