TRIBUNNEWS.COM - Kisah NF (15), siswi SMP yang mengakui perbuatannya membunuh APA (6) ini menjadi sorotan publik.
Pasalnya, secara terang-terangan NF memberi pengakuan telah membunuh APA di hadapan kepolisian sektor Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (6/3/2020) pagi.
Keterangan NF tersebut akhirnya didalami hingga akhirnya Polres Jakarta Pusat menemukan sosok mayat di lemari pelaku.
Dikutip dari Tribun Jakarta, dalam olah TKP, Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti, seperti papan tulis dan buku catatan milik korban.
Polisi menemukan sebuah gambar seorang wanita dalam posisi terikat di dalam sebuah buku catatan milik pelaku.
"Ada gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture," ungkapnya.
Ia menambahkan, papan tulis dan buku catatan itu berisi curahan hati dari sang pelaku.
Hal itu diungkapkan jajaran Polda Metro Jaya bersama Polres Metro Jakarta Pusat, menunjukkan papan tulis dan buku-buku yang ditemukan dirumah pelaku, pada Sabtu (7/3/2020) siang.
"Ini ada papan curhat milik pelaku," kata AKBP Susatyo Purnomo Condro, sambil menunjukkan papa tulis dengan sejumlah tulisan.
Baca: Kasus Pembunuhan di Sawah Besar: Jejak Pakaian dan Sandal Korban di Kamar NF
Baca: Teka-Teki Karya Gadis SMP Pembunuh Bocah, Ada 13 Gambar Perempuan Sedih dan Tokoh Slender Man
Dalam isi papan curhat ini, tertulis beberapa kalimat dalam bahasa Inggris dan Indonesia.
1. Tidak benci, hanya saja aku tenggelam emosi.
2. I'll learn to change my life, but I need more time. (Aku akan belajar mengubah hidupku, tapi aku butuh banyak waktu).
3. I will always love you. Who? Unknown. (Aku akan selalu menyayangimu. Siapa? Tak tahu).
4. I'm the teen that couldn't control of emotional. (Aku anak muda yang tak dapat mengontrol emosi).
5. Jalan Kelapa Tinggi, Utan Kayu Selatan, kecamatan Matraman, Jakarta Timur, DKI Jakarta, 13120.
6. Bukan membantah hanya beragurmen.
Lebih mengejutkan lagi ternyata NF juga menuliskan pesan bernada kebencian untuk sang ayah.
"Tomorrow I will try to laugh see my dad is death gone forever (Besok aku akan mencoba tertawa melihat ayahku mati selamanya)."
Kalimat tersebut disertakan dengan gambar seorang perempuan.
Total ada 13 lembar kertas yang digambar oleh pelaku dan kini menjadi barang bukti kepolisian.
"Kemudian, kami menemukan catatan-catatan dan gambar-gambar perempuan menangis," kata Susatyo.
"Juga berbagai gambar-gambar kesedihan, kelihatan mata saja dan sebagainya," lanjut dia.
Baca: Kebiasaan Aneh Siswi SMP Bunuh Bocah Terungkap, Kalau Kesal Lempar Kucing dari Lantai 2
Baca: Akui Bunuh Bocah 5 Tahun, Siswi SMP Tenang saat Serahkan Diri, Sebut Tempat Sembunyikan Jasad Korban
Kronologi
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto itu menuturkan pengakuan NF.
"Tersangka melakukan (pembunuhan) dengan kesadaran dan dia terinspirasi, kalau berdasarkan tadi kita wawancara, dia (melakukan pembunuhan) terinspirasi oleh film," ujar Heru yang dikutip dari Tribun Jakarta.
Heru menuturkan, saat itu APA berkunjung ke rumah tersangka dibunuh dengan cara ditenggelamkan ke dalam bak mandi selama 5 menit.
"Jadi, si anak (korban) diajak ke kamar mandi kemudian disuruh mengambil mainan yang ada di dalam (bak mandi). Anak itu diangkat dan dimasukan ke dalam bak, baru ditenggelamkan," ungkap Heru.
Kemudian, tersangka NF juga mencekik leher korban.
Setelah korban lemas, korban pun diikat dan dimasukan ke dalam lemari.
Sebelumnya, tersangka berniat membuang jenazah korban.
Meski demikian, tersangka mengurungkan niatnya tersebut dan tetap menyimpan jenazah korban dalam lemari.
"Setelah (korban) lemas, baru dibawa naik ke atas, didudukan. Karena (korban) mengeluarkan darah, lalu disumpal pakai tisu dan diikat."
"Awalnya mau dibuang karena sudah menjelang sore, akhirnya disimpan di dalam lemari," ungkap Heru
Pengakuan tetangga
Mengetahui hal tersebut, para tetangga pelaku yang mengaku terkejut dengan kejadian itu akhirnya turut membeberkan keseharian pelaku.
"Anaknya jarang main di luar, dia di dalam rumah terus. Pulang sekolah langsung masuk ke dalam rumah," ucap Yuli (45) tetangga NF yang dikutip dari Tribun Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Menurut pengakuan Yuli, NF merupakan sosok yang pendiam.
NF juga dikenal jarang bergaul dengan teman sebayanya.
Senada dengan pernyataan Yuli, Sofyan, Ketua RT tempat pelaku tinggal juga turut angkat bicara.
"Paling yang kelihatan ibu dan adiknya saja, dia keluar rumah paling ke sekolah. Setelah pulang langsung masuk rumah," kata Sofyan.
(Tribunnews.com/Anugerah Tesa)(Tribun Jakarta/Dewi Kartika/Kurniawati Hasjanah)