News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Sejumlah Apartemen Sampai Hotel Tawarkan Tempat Tinggal untuk Perawat yang Hengkang dari Indekosnya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI PERAWAT - Sebuah pandangan diambil pada 20 Maret 2020 di Cremona, tenggara Milan, Italia menunjukkan petugas kebersihan dengan alat pelindung mendisinfeksi tempat tidur pasien di salah satu tenda dari rumah sakit lapangan yang baru saja beroperasi untuk pasien virus corona, yang dibiayai oleh LSM bantuan bencana Kristen evangelikal AS, Samaritan's Purse . Sepenuhnya operasional, struktur akan terdiri dari 15 tenda, 60 tempat tidur, 8 di antaranya akan berada dalam perawatan intensif.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum lama ini publik ramai membicarakan insiden seorang perawat yang diusir dari indekosnya karena bekerja di RSUP Persahabatan dan merawat pasien positif virus corona.

Tanggapan beragam bermunculan, namun mayoritas banyak yang menyesalkan insiden tersebut.

Baca: Pemerintah Minta Masyarakat Tiru Vietnam Dalam Memutus Sebaran Virus Corona: Jaga Jarak Fisik

Dirut RSUP Persahabatan Rita Rogayah sampai angkat bicara terkait insiden yang menimpa perawatnya itu. 

Rita Rogayah menegaskan si perawat tidak diusir, melainkan meninggalkan indekos karena tidak nyaman distigmakan oleh orang sekitar.

Dia mengungkapkan pihaknya dapat bantuan dari sejumlah pihak usai kabar perawat mereka pergi dari indekosnya beredar.

"Alhamdulillah sudah banyak yang bantu, ada hotel, apartemen mereka semua siap membantu. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua partisipan yang peduli dengan tenaga kesehatan kami," kata Rita di RSUP Persahabatan, Rabu (25/3/2020).

 

Pasalnya sejak memutuskan pergi dari indekosnya pada Minggu (22/3/2020), perawat tersebut tidur di RSUP Persahabatan.

Pihak RSUP Persahabatan tak langsung tahu insiden karena sang perawat lebih dulu melapor ke asosiasi perawat baru ke manejemen RSUP.

"Kami baru tahunya satu atau dua hari ini, sehingga kami akan memberikan solusinya. Bukan artinya mereka tidak kembali ke kosnya, mereka masih bisa. Cuma kita nanti mencarikan solusinya," ujarnya.

Rita menuturkan insiden yang menimpa perawatnya tak harus terjadi bila masyarakat memahami dan menghargai peran tenaga medis.

Padahal RSUP Persahabatan sudah menyatakan siap menangani pasien Covid-19 sebelum pemerintah mengumumkan kasus pertama Covid-19.

Standar penanganan mereka pun sudah teruji karena dinyatakan world health organizations (WHO) mumpuni menangani pasien.

Baik secara alat pelindung diri (APD) berupa coverall dan perlengkapan lainnya hingga standar ruang isolasi bagi pasien Covid-19.

"Kami RS rujukan, berarti perawat kami menggunakan APD sesuai standar ya, dengan standar APD yang lengkap. Mudah-mudahan kita semua dilindungi. Harusnya sudah tidak usah takut," tuturnya.

Rita meminta masyarakat tak sekedar mencari informasi jumlah pasien positif dan pasien meninggal yang terjangkit Covid-19.

Seharusnya masyarakat mencari informasi cara mencegah penularan Covid-19 yang valid, di antaranya lewat petugas medis yang mereka kenal.

Bukan justru memberikan stigma negatif bagi petugas medis yang selama ini bertaruh nyawa dalam menangani pasien.

"Itulah yang musti kita pahami, berarti kita harus memberikan edukasi yang lebih banyak kepada masyarakat. Sehingga tidak perlu panik tapi ikuti lah apa yang harus dilakukan," lanjut Rita.

Tak nyaman dengan stigma

Dirut RS Persahabatan Rita Rogayah saat memberi keterangan di Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (16/3/2020) (TribunJakarta/Bima Putra)

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan mengklarifikasi kabar adanya seorang perawat mereka yang diusir dari indekos tempat tinggalnya karena menangani pasien Covid-19.

Dirut RSUP Persahabatan Rita Rogayah mengatakan perawat tersebut bukan diusir, melainkan pergi atas keinginannya sendiri karena stigma sebagai pembawa virus.

"Mereka (perawat) tidak nyaman karena ada stigma, mereka bekerja di RSUP Persahabatan, sebagai rumah sakit infeksi. Sehingga kalau kembali ke rumah merasa sepertinya menularkan penyakit Covid-19 dan membawa virus," kata Rita saat dikonfirmasi, Rabu (25/3/2020).

Dampaknya, perawat sedih dan tertekan sehingga memilih bermalam di RS sejak Minggu (22/3/2020) ketimbang tidur di indekos tempatnya tinggal.

Padahal seluruh tenaga medis di RSUP Persahabatan, khususnya yang menangani Covid-19 memiliki prosedur saat menangani pasien.

Petugas medis yang menangani pasien Covid-19 diharuskan mengenakan alat perlindungan diri (APD) agar tak terpapar virus.

"Jadi sebetulnya mereka bukan diusir tapi merasa merasa tidaknya nyaman. Karena lingkungan menganggap mereka bekerja di RS infeksi, mereka nanti bisa bisa membawa virus nih pulang," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul: Angkat Kaki dari Kost, Perawat Dicap Bawa Virus Corona Ditawari Tinggal di Apartemen hingga Hotel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini