TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Korban meninggal karena diduga tertular virus corona atau Covid-19 di wilayah DKI jakarta terus bertambah dari hari ke hari.
Semua jenazah yang meninggal karena virus corona ini dimakamkan dengan SOP Covid-19.
Di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, saja, hingga Minggu (5/4/2020) sudah mencapai 210 jenazah yang dimakamkan.
Dikutip dari Tribun Jakarta, jumlah tersebut berasal dari 135 jenazah yang dimakamkan di Blok Unit Islam dan 75 jenazah yang dimakamkan di Unit Kristen dan Unit Buddha yang ada di TPU Tegal Alur.
Menurut seorang petugas yang enggan disebutkan namanya sejak beberapa hari terakhir jumlah jenazah yang dimakamkan makin banyak ketimbang sepekan lalu.
Bahkan, area makam di Blok AA I untuk jenazah protap Covid-19 sudah semakin melebar hingga ke tempat yang pekan lalu jadi area parkir mobil jenazah.
Saat ini, sudah ada puluhan lubang yang disiapkan untuk memakamkan para jenazah yang dilakukan dengan SOP Covid-19.
"Karena memang jumlahnya makin banyak sekarang," ujarnya.
Adi, petugas makam TPU Tegal Alur, mengatakan proses penggalian lubang makam sejak beberapa hari terakhir ini telah menggunakan ekskavator.
Selain digali menggunakan alat berat, jarak antara makam saat ini juga terlihat lebih pendek dibanding makam umum yang ada di TPU Tegal Alur.
Bila di makam umum jarak antar makam sekira 1,5 meter, maka untuk jarak antar makam jenazah dengan SOP Covid-19 hanya sekira satu meter saja.
Dari 210 jenazah di TPU Tegal Alur yang dimakamkan dengan SOP Covid-19 hingga Minggu sore, mereka terdiri dari 135 jenazah yang dimakamkan di Blok Unit Islam dan 75 jenazah yang dimakamkan di Unit Kristen dan Unit Buddha yang ada di TPU Tegal Alur.
Adi mengatakan, jenazah yang dimakamkan dengan SOP Covid-19 ini tak hanya yang sudah positif Covid-19 atau corona.
"Mereka yang masih berstatus PDP atau ODP juga kita lakukan dengan protokol Covid-19," katanya.
Ambulance Sampai Antre
Sementara itu mobil ambulans pembawa jenazah korban meninggal kasus Covid-19 tampak antre di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Minggu (5/4/2020) siang.
Seperti dilansir dari Tribun jakarta, tak hanya milik Dinas Pemakaman DKI Jakarta saja, tapi juga ada mobil jenazah milik Sudin Pemakaman Jakarta Utara dan Dompet Dhuafa.
Tiap satu mobil jenazah diikuti minimal oleh satu mobil yang mengangkut para keluarga.
Beberapa sepeda motor juga ikut membuntuti kendati jumlahnya tak sebanyak pemakaman biasa. Hingga pukul 15.00 WIB sudah 10 jemazah yang dikuburkan di TPU tersebut.
Mereka yang dimakamkan di sini tak semuanya positif, bahkan ada yang statusnya pasien dalam pemantauan (PDP) atau orang dalam pemantauan (ODP).
Selama satu jam TribunJakarta.com berada di TPU Tegal Alur, setidaknya ada enam mobil jenazah yang datang.
Siang itu jumlah kendaraan yang terparkir di area makam lebih ramai ketimbang kendaraan yang melintas di jalanan di depan TPU Tegal Alur.
Lantaran banyaknya jenazah yang harus dimakamkan, mobil jenazah harus antre.
"Sekarang emang lebih banyak yang datang, " ucap seorang petugas makam. Hari ini aja (sampai pukul 15.00 WIB) sudah 10 jenazah yang dimakamin," imbuh petugas tadi.
Mobil jenazah yang antre baru diperbolehkan mendekat setelah jenazah yang lebih dulu dimakamkan, sudah diziarahi keluarganya.
Proses pemakaman jenazah dengan protap Covid-19 memang relatif cepat.
Untuk proses pemakama setiap jenazah memakan waktu berkisar 15 menit. Petugas makam telah mempersiapkan liang lahat dalam jumlah banyak.
Jenazah yang datang kondisinya di dalam peti dan dilapisi plastik sehingga tinggal dimasukkan ke dalam liang lahat.
Petugas makam tinggal menguruk tanah. Pusara makam bagi para jenazah yang dimakamkan dengan protap Covid-19 tak dilengkapi dengan papan nisan.
Hanya gundukan tanah saja sebagai tanda bahwa itu adalah makam yang sudah terisi.
Baca: Kabar Baik! PUFF, Nucleus Farma dan Prof Nidom Foundation Kembangkan Obat Covid-19
Sedangkan para keluarga baru diperbolehkan mendekat setelah lubang makam selesai ditutup.
Mereka harus mengenakan masker dan disemprot disinfektan saat akan mendekati dan setelah dari pusara makam.
Baca: Benarkah Mengonsumsi Vitamin C Dosis Tinggi Efektif untuk Tangkal Virus Corona?
"Memang SOP pemakamannya begitu," ucap petugas itu.
Standy By Sampai Malam
Pekan lalu, tepatnya Jumat (27/3/2020), TribunJakarta.com sempat mendatangi TPU Tegal Alur. Jumat siang itu, Asep petugas makam bercerita sudah 25 jenazah yang dimakamkan di TPU Tegal Alur.
Mereka entah positif atau belum terpapar virus corona atau Covid-19 karena beberapa hasilnya belum keluar.
Sejak TPU Tegal Alur dipilih sebagai lokasi pekuburan jenazah pasien Covid-19, petugas makam lebih sibuk dari biasanya.
Asep dan kawan-kawan sudah bersiaga dari pagi hingga pukul 22.00 WIB, untuk memakamkan jenazah.
Di area makam, ada empat lampu tembak yang disangga dua tiang yang tegak di atas sebuah mobil pikap berikut genset sebagai bahan listrik.
Mobil itu stand by di sana, jaga-jaga ada jenazah pasien Covid-19 datang dan harus dimakamkam malam.
"Kita semua siaga menunggu informasi dari Dinas. Biar malam juga kita makamin kalau ada yang dibawa ke sini," imbuh dia.
Menurut Asep, lubang yang digali untuk jenazah karena penyakit menular lebih dalam dan lebih panjang, mengikuti ukuran peti.
Baca: Jangan Salah! Ini Cara Melepas Masker Bedah yang Benar Sesuai Petunjuk Dokter Spesialis Paru
Sanur (55), salah satu penggali kubur di TPU Tegal Alur, mengiyakan ucapan Asep.
"Dalamnya dua meter lebih untuk lebih meminimalkan virus, meski sebenarnya jenazah juga sudah aman karena dimasukin peti dan dilapisi plastik," ucap Sanur.
Baca: Bahan Alami Curcumin Berkhasiat Tingkatkan Imunitas Tubuh, Tapi Bukan Obat untuk Covid-19
"Kalau panjangnya juga dua meter lebih, kalau lebarnya semeter karena ngikutin ukuran peti," ia menambahkan.
Sejumlah liang kubur sudah disiapkan petugas di area Blok AA I, karena tidak pernah tahu berapa jenazah yang datang dan dimakamkan hari itu.
TPU Tegal Alur menerima pemakaman untuk jenazah pasien Covid-19 sejak Jumat (20/3/2020).
"Setiap hari kita gali karena ada terus jenazah yang datang untuk dimakamin," cerita Sanur.
Makam jenazah pasien corona berjejer di satu area, hanya gundukan tanah tanpa nisan. Ada tidaknya nisan, sambung Sanur, tergantung kesepakatan dengan ahli waris atau keluarga.
"Dari Dinas kita terima hanya jenazah saja yang sudah dimasukkan ke dalam peti dan dibungkus plastik," terang dia.
Sampai Jumat sore, ada tujuh liang kubur yang sudah diselesakan Sanur dan teman-temannya sesama penggali kubur.
Lillahi Ta'ala
Gubuk sederhana di area makam Blok AA I jadi tempat petugas TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, menunggu panggilan tugas.
Sudah sepekan ini, mereka lebih sibuk dibanding biasanya dan sudah tahu tugas masing-masing.
Rasa takut juga menghinggapi para penggali kubur yang memakamkan jenazah pasien Covid-19, tapi mereka serahkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Rasa takut pasti ada, tapi kita Lillahi taala karena ini bagian dari tugas," kata Sanur.
Ia mengakui punya tugas baru, tak hanya menggali kubur tapi juga memakamkan jenazah korban virus corona atau Covid-19.
Sanur membenarkan setiap harinya jumlah korban corona yang dimakamkan di TPU Tegal Alur kian bertambah.
Di sela waktu ketika tak ada jenazah yang datang, para petugas makam memanfaatkan untuk menggali liang lahat sebanyak mungkin.
Kedalaman lubang untuk jenazah korban corona lebih dalam dibanding jenazah umum untuk lebih aman.
Kendati sebenarnya Sanur memastikan jenazah yang dimakamkan sangat kecil kemungkinannya untuk menularkan virus.
Sebab, SOP yang diterapkan sangat ketat. Jenazah sudah dimasukan ke dalam peti dan dilapisi plastik.
Area makam juga disemprot disinfektan saat jenazah tiba dan selesai pemakaman.
Sedangkan untuk petugas mengenakan alat pelindung diri (APD) berupa jas hujan plastik, masker, sarung tangan dan sepatu boots.
Asep menambahkan penjelasan rekan kerjanya itu.
Setiap harinya sebelum pulang ke rumah, ia terlebih dahulu berganti pakaian.
Setibanya di rumah, pakaian bekas ia bekerja langsung direndam.
Sedangkan jas hujan plastik serta sarung tangan plastik yang ia kenakan saat memakamkan jenazah langsung dibakarnya.
Sebab, keduanya hanya untuk sekali pakai.
"Saya juga langsung mandi. Setelah bersih baru ketemu keluarga karena ngeri juga namanya ada anak istri di rumah," kata Asep.
Baik Sanur dan Asep terus berharap agar tak semakin banyak korban corona yang meninggal serta wabah ini segera berakhir.
"Semoga aja virus ini segera berakhir dan kita semua bisa sehat," ucap Asep.
Artikel ini tayang di Tribun Jakarta dengan judul https://jakarta.tribunnews.com/2020/04/05/satu-pemakaman-jenazah-covid-19-butuh-15-menit-ambulans-sampai-antre-di-tpu-tegal-alur