News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kurangi Kontak Fisik selama New Normal, MRT Hentikan Layanan Penjualan Kartu Single Trip

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah penumpang saat akan naik Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta di stasiun Blok M, Jakarta Selatan, Senin (20/4/2020). PT MRT Jakarta (Perseroda) menerapkan selang waktu keberangkatan antar kereta menjadi 30 menit sekali mulai Senin, 20 April 2020. Hal itu sebagai bagian dari dukungan penerapan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Selain itu, tiga stasiun tidak akan beroperasi melayani penumpang diantaranya yaitu Stasiun Haji Nawi, Blok A, dan ASEAN. Tribunnews/Jeprima

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, menghentikan layanan penjualan kartu single trip untuk mengurangi kontak fisik antara penumpang dan petugas.

Menurut Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, dengan menghentikan layanan ini maka penerapan protokol kesehatan di moda transportasi publik tetap terjaga seperti physical distancing atau jaga jarak.

"Kita tidak lagi membuka layanan penjualan single trip, karean untuk mengurangi paparan fisik antara interaksi antara penumpang dan staf kami," kata William dalam diskusi online, Selasa (16/6/2020).

Selain itu menurut William, untuk menjaga kepercayaan penumpang terkait keamanan dan kebersihan di transportasi MRT, pihaknya menjalankan protokol khusus bernama Protokol Bangkit selama beroperasi.

Aktivitas Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta saat akan berhenti di stasiun Blok M, Jakarta Selatan, Senin (20/4/2020). PT MRT Jakarta (Perseroda) menerapkan selang waktu keberangkatan antar kereta menjadi 30 menit sekali mulai Senin, 20 April 2020. Hal itu sebagai bagian dari dukungan penerapan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta. Selain itu, tiga stasiun tidak akan beroperasi melayani penumpang diantaranya yaitu Stasiun Haji Nawi, Blok A, dan ASEAN. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

"Hal ini juga sebagai bentuk adaptasi new normal atau tatanan kehidupan baru, untuk melawan wabah Covid-19," ucap William.

William mengatakan, protokol bangkit itu akronim dari Bersih, Aman, Nyaman, Go Green, Kolaborasi, Inovasi dan Tata Kelola yang baik.

"Bersih dalam protokol ini menjadi fokus kami, Karena baik penumpang maupun kereta harus dijaga kebersihannya seperti hand sanitizer ada di seluruh stasiun, kereta pun kita disemprot disinfektan tiga kali sehari," kata William.

Selain itu William menyebutkan, MRT Jakarta juga menambahkan alat pemantau suhu tubuh berupa thermal scanner yang tersebar di seluruh stasiun MRT Jakarta.

Pada kondisi terburuk di dalam kereta atau stasiun MRT, William mengatakan, pihaknya menyiapkan ruang isolasi khusus guna menanggulangi penumpang sakit dengan dugaan COVID-19.

"Kami siapkan ruang isolasi dan evakuasi untuk kemungkinanan terburuk ini, di 13 stasiun sepanjang perjalanan MRT. Dengan adanya ruang tersebut, memberikan keamanan bagi para pengguna moda transportasi MRT," ucap William.

"Apabila ada skenario penumpang lolos dari pemeriksaan suhu badan, dan menunjukkan gejala Covid-19, maka akan segera diarahkan di ruang isolasi," lanjutnya.

MRT Jakarta, lanjut William, sudah beberapa kali menjalankan simulasi saat menghadapi siaga terburuk.

Dengan adanya ruang tersebut, setidaknya memberikan keamanan bagi para pengguna moda transportasi modern tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini