"Dia seminggu yang lalu itu dipecat. Namanya bocah laki kan enggak kaya perempuan biasa curhat," ujar Febriana di lokasi.
Selama di rumah, Mauladi terlihat muram, dan seperti tidak bersemangat dan merasa terpuruk.
Febriana yang belum berani menanyakan masalahnya, hanya bisa memberi wejangan agar bersabar.
"Soalnya dia terpuruk tea gitu, ngelihat terpuruk, sayanya, saya berusaha, kayaknya dia enggak punya duit, saya beliin rokok gitu apa, buat dia, takutnya dia merasa terpuruk," ujarnya.
Sang kakak hanya mengetahui pemecatan adiknya disertai alasan yang belum jelas.
Ia juga tidak puas dengan penjelasan adiknya, walaupun hanya bisa mengelus dada.
"Harusnya teh bulan 12 kenapa ini sudah ada surat pemberhentian katanya gitu. Katanya ada yang enggak senang sama dia, gitu-gitu bae," ujarnya.
Seperti diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, Mauladi diduga bunuh diri dengan cara menyayat leher dan pergelangan tangannya sendiri.
Sejumlah orang termasuk anak dan suami Febriani tengah dimintai keterangan di Polsek Serpong.
Kapolsek Serpong, AKP Supriyanto, mengonfirmasi bahwa Mauladi melakukan bunuh diri.
Mauladi menggunakan cutter untuk menyayat leher dan pergelangan tangannya sendiri.
"Bunuh diri itu bunuh diri, dia menggunakan cutter," ujar Supriyanto melalui sambungan telepon.
Luka dengan sayatan di leher dan pergelangan tangan
Mauladi (23) ditemukan tewas bersimbah darah di rumah kakaknya di Gang Masjid, Kelurahan Buaran, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), pada Kamis (18/6/2020).