"Pokoknya Pemkot Tangsel harus tegas dan segera mengambil tindakan sehingga tidak menjadi bola liar terus dan polisi juga kita minta untuk tetap memproses dugaan tindak pidana pengerusakan serta pemaksaan dengan ancaman dan juga pengerusakan," jelasnya.
DPRD minta lurah dipecat
Fraksi Gerindra-PAN di DPRD Tangerang Selatan (Tangsel), angkat bicara terkait kasus Lurah Benda Baru, Saidun, yang mengamuk di ruang kepala SMAN 3 Tangsel, lantaran calon siswa titipannya tidak diterima.
Samtoni, anggota Komisi I dari Fraksi PAN DPRD Tangsel, mengatakan, Lurah Saidun sudah melanggar kode etik sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sikapnya yang emosi hingga merusak sejumlah barang milik sekolah sudah tidak bisa ditolerir.
Terlebih menitipkan calon siswa di luar jalur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ke sekolah yang berlokasi di Jalan Benda Timur XI A, Benda Baru, Pamulang, Tangsel itu, merupakan sebuah pelanggaran.
"Itu tidak menunjukkan sikap seorang pemimpin yang seharusnya memberikan teladan, perbuatan Lurah itu tidak pantas karena layaknya seorang pereman dan tentu sudah melanggar kode etik ASN," ujar Samtoni dalam keterangan resminya, Selasa (21/7/2020).
Samtoni mendesak Wali Kota Tangsel, Airin Rachmi Diany, memecat Lurah Saidun dan memerintahkan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) mengusutnya.
"Oleh karena itu, kami mendesak agar Wali Kota untuk segera memecat Lurah Benda Baru, dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kota Tangerang Selatan juga harus bertindak, melakukan pemeriksaan dan penyelidikan atas tindakan Lurah yang ada dalam video viral tersebut," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Lurah Benda Baru, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), Saidun, mengamuk di ruang kepala sekolah SMAN 3 Tangsel, diduga lima siswa titipannya tidak diloloskan sekolah.
Saidun mengaku kesal lantaran calon siswa titipannya tidak diterima pihak sekolah.
Hal itu diakui sendiri oleh Saidun saat dihubungi TribunJakarta.com, Jumat (17/7/2020).
Saidun sendiri mengaku hanya menendang kaleng roti, yang tidak sengaja mengenai gelas sehingga terdapat pecahan beling.
Baginya itu hanya reflek atas kekesalan dirinya karena merasa tidak dianggap oleh pihak sekolah.
"Iya iya. Kalau dibilang kesel cuma toples sebenernya, kaleng roti yang saya tendang. Kalau seandainya itu yang ada beling barangkali, ada gelas satu di situ ke dorong," ujar Lurah Saidun saat dihubungi TribunJakarta.com, Jumat (17/7/2020).
Saidun membantah jika dirinya disebut marah membabi buta hingga merusak sejumlah barang.
"Lah iya, bukan marah yang bagaimana. Saya bilang, Kalau seandainya emang enggak bisa yasudah, enggak bisa," ujarnya.
Mengaku titipkan anak sekuriti kelurahan
Saidun hanya mengakui dirinya mendorong kepala sekolah agar menerima dua calon siswa yang direkomendasikannya.
Dua calon siswa itu merupakan anak dari sekuriti Kelurahan Benda Baru.
"Dua orang, staff saya, kemudian yang satu lagi sudah masuk dengan sendirinya dari jalur prestasi. Saya cuma mendorong (agar) anak sekuriti saya. Sudah itu saja, kalau memang enggak masuk yasudah, enggak apa," ujar Saidun saat dihubungi TribunJakarta.com, Jumat (17/7/2020).
Saidun mengatakan, jika ada yang mengatakan dirinya menitipkan lebih dari dua anak maka tidak benar.
"Saya seorang Lurah, ada staff saya anaknya mau masuk, staff saya sekuriti. Sekuriti kelurahan. Enggak, kalau lima itu bohong," ujarnya.
Namun pihak sekolah yang berlokasi di Jalan Benda Timur XI A, Benda Baru, Pamulang, Tangsel itu, tidak menerima calon siswa titipan lurah.
Alasannya karena proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) sudah berakhir dan siswa sudah daftar ulang seluruhnya.
"Harusnya masih bisa kali, tapi kan kewenangannya mereka. Yang pasti belom ada, belom sukses itu mah," ujarnya.
Sekolah tak bisa berbuat karena PPDB sudah ditutup
Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 3 Tangsel, Aan Sri Analiyah, angkat bicara terkait kasus penitipan calon siswa dan pengerusakan barang sekolah oleh Lurah Benda Baru, Saidun.
Aan mengonfirmasi bahwa Saidun benar menitipkan calon siswa sebanyak lima anak.
"Ya benar ada titipan karena ada warganya yang minta dibantu. Lima orang," ujar Aan di depan SMAN 3 Tangsel yang berlokasi di Jalan Benda Timur XI A, Benda Baru, Pamulang, Tangsel, Jumat (17/7/2020).
Namun kelima anak itu tidak ada yang lolos atau diterima lantaran proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sudah selesai.
"Itu kan masalahnya PPDB, munkin Pak Lurah juga dapat mendapatkan tekanan dari mana-mana agar bisa mengusahakan masyarakatnya atau siapa untuk bisa masuk di SMAN 3. Kan PPDB sudah berakhir, kemudian sudah daftar ulang kemudia kita sampaikan baik-baik," paparnya.
Saidun tidak terima calon siswa rekomendasinya gagal masuk.
"Nah mungkin karena merasa beliau juga ingin membela rakyatya, kemudian ingin titipannya diakomodir," ujarnya.
Saidun yang mendapat penjelasan dari Kepsek di ruangannya pada Jumat (10/7/2020) tidak terima.
Ia menendang jejeran toples di atas meja ruang Kepsek hingga pecahan belingnya berserakan di lantai.
Saat dikonfirmasi terkait apakah ada imbalan uang yang diiming-imingi Saidun agar titipannya diterima, Aan membantah.
"Tidak ada sama sekali iming-iming dari siapapun. Saya enggak tahu ya, di luar mungkin ada yang berusaha menitip si A, kemudian dia dimintain biaya, saya enggak tahu. Pokoknya ke saya pribadi, kita enggak minta biaya sedikitpun, apa lagi anaknya tidak diakomodir," ujarnya. (TribunJakarta.com/Jaisy)