TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Malang nian nasib Putra Aji Adhari.
Remaja yang viral karena mampu meretas situs National Aeronautics and Sapace Administration (NASA) pada tahun 2019 itu kini terbaring lemah di Rumah Sakit Sari Asih Ciledug, Kota Tangerang.
Dia mengalami nasib naas itu setelah dikeroyok sejumlah orang tidak dikenal.
Kabar duka itu dibenarkan Kapolsek Ciledug Kompol Ali Yusron.
Ali mengatakan pihaknya telah menangkap satu pelaku dalam aksi pengeroyokan itu.
Bersamaan dengan proses pemeriksaan pelaku pengeroyokan, pihaknya kini tengah memburu para pelaku pengeroyokan remaja cerdas itu.
"Sementara intinya sudah kita amankan satu (pelaku-red), yang lain dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) lagi dikejar," kata Ali kepada Wartakotalive.com saat dikonfirmasi pada Jumat (31/7/2020).
Baca: Situs DPR RI Dibajak Hacker, Peretas Singgung Soal RUU HIP
Walau begitu, Ali mengaku belum dapat membebrkan duduk perkara ataupun alasan Putra menjadi korban pengeroyokan.
Hal tersebut dikarenakan pihaknya kini masih mendalami kasus dan mengejar para pelaku yang buron hingga saat ini.
"Intinya Polsek Ciledug sudah mengamankan satu pelaku dan yang lain dalam proses lidik gitu saja dulu," jelasnya.
Orangtua Tidak Tahu
Darso, ayah kandung korban membenarkan insiden yang dialami putranya tersebut.
Hanya saja, dirinya mengaku tidak mengetahui asal muasal ataupun kronologi pengeroyokan Putra.
Dirinya mengaku mengetahui kondisi Putra yang menjadi korban pengeroyokan dari sahabat anaknya pada Rabu (22/7/2020) lalu.
"Iya berkas dari Polsek begitu laporannya (pengeroyokan-red). Kurang tahu kronologinya orang saya di rumah, enggak tahu sama sekali," ungkap Darso.
"Tahunya ditelepon sama temannya ada di rumah sakit. Kejadian pagi Rabu, sepekan lalu, itu saja ya," tutupnya.
Jago hacker
Sekitar bulan Mei 2019 lalu, nama Putra mulai viral pasca berhasil meretas situs NASA.
Laki-laki yang suka makan telor ini mengatakan sejak saat itu dia makin diburu masyarakat. Bukannya mereka mengajak Putra untuk berselfie tapi untuk proyek uji penetrasi situs.
Beberapa pelanggannya adalah bank plat merah dan swasta. Selain itu, dia juga sempat mendapatkan proyek dari salah satu media online dan lainnya.
Putra mematok tarif proyek bervariasi sesuai dengan tingkat kesulitan dan waktu pengerjaan. "Saya pernah mendapatkan kontrak proyek satu bulan seharga Rp 25 juta," katanya.
Anak bungsu dari empat bersudara ini menggunakan pendapatannya untuk up grade perangkat kerja. Selain itu, dia juga membelanjakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Asal tahu saja, Putra mulai belajar meretas situs sejak berusia 12 tahun. Dia mempelajari teknik membobol situs secara otodidak.
"Saya banyak cari tahu dari Google kemudian bergabung dengan komunitas," jelasnya. Para anggota komunitas memberi banyak wawasan dan ilmu untuk meningkatkan kemampuannya.
Berbekal rasa penasaran dan keuletannya, dalam hitungan bulan Putra sudah berhasi meretas satu website. "Saat itu saya meretas situs perusahaan luar negeri," katanya.
Baca: Situs KPU Sempat Diserang Hacker
Belum puas dengan pencapaiannya, dia kian getol meningkatkan ketrampilannya. Sampai suatu hari, dia berhasil membobol situs website salah satu bank swasta di Indonesia.
Dian Suprianto, kakak Putra bercerita adiknya mulai tertarik untuk belajar meretas situs setelah akrab dengan game online.
Asal tahu saja, Putra membeli perangkat komputer dari angpao khitan yang dikumpulkanya.
"Dia sering ngobrol dengan saya dan kakak untuk mengenal komputer," kata Dian. Putra juga tidak sungkan meminta bantuan sang kakak bila komputernya sedang bermasalah.
Maklum saja kedua kakak putra bekerja di bidang komputer dan teknologi informasi.