Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani berharap HUT Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia jadi refleksi pendidikan ke depan.
Dahulu para pahlawan selepas Indonesia merdeka mengharapkan anak bangsa bisa merasakan pendidikan setara.
"Momentum kali ini, saya ingin mengingatkan sekali lagi akan kondisi pendidikan kita hari ini. Seolah pendidikan hanya di peruntukkan bagi mereka yang mampu," kata Zita dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/8/2020).
Di tengah kondisi pandemi Covid-19, makin terlihat bahwa mereka yang tergolong ekonomi menengah atas bisa belajar. Sedangkan sebaliknya, harus bersusah payah untuk belajar.
Baca: Sekretariat Presiden Terima Rekor MURI Upacara HUT RI Secara Daring dengan Peserta Terbanyak
Banyak orang tua murid terbebani karena harus membeli kuota internet demi bisa belajar secara daring. Sebagian lainnya tidak punya gadget.
Zita menyebut Covid-19 bagaikan hadir untuk menunjukkan siapa yang peduli dan tidak.
"Covid-19 seolah di hadirkan untuk menunjukkan siapa yang peduli dan siapa yang tidak peduli? Indonesia tidak kehabisan orang pintar, punya banyak orang kaya, tapi sayang, masih ada rakyat yang menderita di sekelilingnya," ucap dia.
Baca: HUT ke-75 RI, Amerika Serikat: Indonesia Mitra Strategis dan Penting
Politikus PAN ini turut mengkritisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Menurut Zita, program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kemendikbud paling tidak harus dilengkapi tiga komponen dasar. Yakni SDM, infrastruktur, dan akses.
Jika ketiganya belum beres, maka dikhawatirkan program tersebut malah membawa pendidikan Indonesia hadapi persoalan di depannya.
"Merdeka Belajar bisa tercipta ketika infrastrukturnya bagus, SDMnya (guru) bagus, dan aksesnya bagus, serta di dukung kurikulum yang menunjang," katanya.