TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rekonstruksi kasus pesta seks sesama jenis (gay) di sebuah apartemen kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, dibagi menjadi tiga klaster.
Rekonstruksi ini digelar di salah satu ruangan di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kamis (3/9/2020).
Klaster pertama adalah saat para penyelenggara melakukan perencanaan pesta seks sejenis. Perencanaan ini dimulai saat ketua penyelenggara berinisial TRF menginisiasi acara melalui WhatsApp Group.
"Dari perencanaan itu, dilakukan dua pertemuan oleh empat tersangka," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak.
Kedua pertemuan itu dilakukan empat orang penyelenggara di kedai kopi di Jakarta.
Pertemuan pertama, jelas Calvijn, membahas kebutuhan anggaran untuk menyelenggarakan pesta seks.
"Pertemuan kedua berbicara struktur kepanitiaan, menghitung peserta, sampai dengan membuat undangan digital," ujar dia.
Setelah perencanaan selesai, penyelenggara mulai membuat timeline acara pesta.
"Tahap terakhir adalah terkait fakta pelaksanaannya," tutur Calvijn.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, dalam rekonstruksi diperagakan 26 adegan.
Baca: Untuk Menarik Para Gay, Tarif Pesta Seks Didiskon Hingga 50 Persen
"Kita rencanakan ada 26 adegan," kata Yusri di lokasi.
"Kita sambil berjalan apakah ada pengurangan atau penambahan adegan kita lihat saja nanti," tambahnya.
Lomba Cabul
Penyelenggara pesta seks sesama jenis (gay) di apartemen kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, mematok tarif Rp 150 ribu untuk masing-masing peserta.
Pesta seks tersebut dibuat layaknya acara perlombaan. Sebelum dimulai, penyelenggara telah menyusun rangkaian perlombaan yang dimainkan para peserta.
Beberapa perlombaan dalam pesta seks tersebut diperagakan saat rekonstruksi.
Pada adegan ke-19, para peserta melakukan perlombaan oral seks.
Penyelenggara juga menyiapkan botol beling yang nantinya akan dikelilingi para peserta sambil berjoget dan diiringi musik.
Permainan itu terus dilakukan sampai terpilih tiga pasangan.
Masing-masing pasangan terdiri dari top dan bottom. Top merupakan peserta yang berperan sebagai laki-laki. Sementara bottom berperan sebagai perempuan.
Baca: Fakta 56 Pria Ditangkap saat Pesta Seks Gay di Apartemen Jakarta, Pakai Kode Ini, Tersangka Idap HIV
Setelahnya, ketiga pasangan itu kembali melakukan perlombaan oral seks.
Pasangan yang mencapai orgasme lebih dulu ke luar sebagai pemenang.
"Karena tidak ada pemenangnya, maka ditentukan lewat tepuk tangan. Yang dapat tepuk tangan paling keras dia yang menang," kata penyidik yang memimpin jalannya rekonstruksi.
Dalam rekonstruksi ini, belasan peserta pesta seks gay dihadirkan di Polda Metro Jaya.
Pantauan Tribun di lokasi, peserta pesta seks gay yang dihadirkan dalam rekonstruksi berjumlah 10 hingga 15 orang.
Mereka digiring masuk ke ruangan saat rekonstruksi memasuki adegan ke-10A.
Itu adalah adegan ketika satu per satu peserta seks gay sampai di lobi apartemen dan dijemput penyelenggara.
Masing-masing peserta seks gay tersebut mengenakan papan nama yang dikalungkan di leher.
Namun, wajah mereka tertutupi masker. Mereka juga mengenakan penutup kepala dan hanya tertunduk ketika rekonstruksi berlangsung.
Sesampainya di lobi hotel, para peserta diarahkan menuju kamar 608 untuk melakukan registrasi.
Setelahnya, mereka mengambil snack atau camilan yang sudah disediakan penyelenggara.
Kini, polisi masih mendalami kemungkinan adanya komunitas lain yang menggelar acara serupa.
"Kami masih gali apakah ada korelasi antara komunitas yang saat ini kami ungkap dengan komunitas lain, penyidik masih mendalaminya," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak.
"Yang baru terungkap satu grup WA dan Instagram. Kami masih dalami kemungkinan komunitas-komunitas lain," tambahnya.(tribun network/nas/wly)