TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepasang kekasih menjadi tersangka kasus mutilasi seorang manager HRD perusahaan kontraktor Rinaldi Harley Wismanu (32), yang mayatnya ditemukan di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan.
Salah satu dari tersangka tersebut, Laeli Atik Supriyatin ternyata adalah seorang sarjana Fakultas MIPA Universitas Indonesia.
Laeli dikenal oleh teman satu angkatannya sebagai mahasiswa yang pintar dan kritis. Bahkan Laeli sempat menjabat Ketua Pemira UI tahun 2014.
"Dia kritis, dan pintar," kata Ridwan teman sekampusnya, Jumat (18/9/2020).
Bahkan Laeli sering mengkritik kinerja organisasi BEM UI.
"Sampai-sampainya ngelakuin hal kayak gitu tuh, kayak Damn! Gila banget," ujar Ridwan.
Baca: Viral Disebut Pelakor, Pemutilasi Laeli Ternyata Mahasiswa Berprestasi & Kerja di Perusahaan Besar
Nama Laeli juga sebenarnya sempat menjadi bahasan netizen di Twitter pada tahun lalu.
Kala itu ada akun yang menyebut Laeli menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan Djumadil Al Fazri alias Fajri, yang kini menjadi tersangka juga dalam kasus mutilasi tersebut.
Cerita ini pun diungkit lagi netizen kala Laeli dan Al Fazri ditangkap polisi.
Disertakan juga hashtag yang sempat populer pada tahun lalu, #AkuMensJanganSentuhAkuYa. Selain itu, Laeli mempunyai blog di Wordpress.
Ada beberapa tulisan yang dimuat dalam blog tersebut, di antaranya 'Berbicara Cinta' hingga 'Cara Tuhan Menyapa Manusia'.
Kutipan-kutipan yang ada dalam blog tersebut pun kini dikutip ulang oleh netizen di media sosial.
Rekonstruksi
Polda Metro Jaya kemarin menggelar rekonstruksi kasus mutilasi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan tersangka dua sejoli, Djumadil Al Fazri dan Laeli Atik Supriyatin, memeragakan 37 adegan.
"Ada 37 adegan. Bisa kurang, bisa lebih," kata Yusri.
Rekonstruksi berlangsung di dua lokasi, yakni Gedung Resmob Polda Metro Jaya dan Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat.
Baca: Manajer HRD Dipaksa Sebut Password HP, Pelaku Fajri Ternyata Belajar Mutilasi dari Internet
Yusri menjelaskan, di Gedung Resmob Polda Metro Jaya tersangka akan memeragakan adegan perencanaan pembunuhan dan ditemukannya mayat Rinaldi di Apartemen Kalibata City.
Adegan saat tersangka menggali kubur untuk jenazah Rinaldi hingga penangkapan oleh pihak kepolisian juga diperagakan di Polda Metro Jaya.
"Di apartemen Pasar Baru adegan eksekusi korban dan saat tersangka hendak membawa koper berisi jenazah korban ke Apartemen Kalibata," ujar Yusri.
Saat rekonstruksi terungkap dua tersangka melakukan segala cara untuk menghilangkan jejak perbuatan kejinya.
Pasangan kekasih itu menaburkan bubuk kopi ke dua koper dan satu tas ransel berisi potongan tubuh korban.
"Adegan ke-33, tersangka DAF menaburkan bubuk kopi ke dua koper dan tas ransel," kata salah satu penyidik Polda Metro Jaya.
Selain menaburkan bubuk kopi, Djumadil juga menyemprotkan pengharum ruangan ke koper dan tas ransel.
Saat memasuki adegan inti di Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat, Djumadil terlihat menusuk korban dengan gunting sebelum menghantam korban dengan batu.
Ada juga peragaan saat korban dan tersangka Laeli masuk ke kamar apartemen dan berhubungan intim.
Baca: Jadi Tersangka Mutilasi Rinaldi, Laeli Atik Lulusan Kampus Terbaik, Belajar Mutilasi dari Medsos
"Adegan ke-7, korban dan tersangka LAS tiba di kamar dan langsung berhubungan badan. Tersangka DAF saat itu masih dalam kamar mandi untuk memantau," kata salah penyidik membacakan adegan rekonstruksi.
"Saat tersangka LAS dan korban berhubungan badan, lalu DAF ke luar dari kamar mandi. Adegan sembilan, tersangka DAF memukul korban bagian kepala dan menindih dada korban," ungkap penyidik.
Tak sampai disitu, korban juga ditusuk menggunakan gunting oleh pelaku. Ada delapan kali tusukan menghujam tubuh korban.
"Setelah korban jatuh, tersangka DAF kemudian menusuk bagian dada korban. Adegan 13, tersangka DAF menusuk punggung korban delapan kali," kata penyidik.
Adegan berikutnya pun menggambarkan saat tersangka memeras korban. Ada pula adegan saat tersangka memutilasi korban.
Pramugari
Suasana duka di kediaman keluarga almarhum Rinaldi begitu terlihat di kawasan Nologaten, Depok, Sleman.
Pantauan Tribun beberapa kerabat dan handai taulan silih berganti berdatangan mengucapkan belasungkawa kepada keluarga.
Sejumlah rangkaian bunga dan ucapan berbelasungkawa juga tak luput berada di sekitar rumah duka. Paman Rinaldi, Hutabarat menyatakan, alumnus FIB UGM tersebut merupakan sosok yang baik dan penyayang.
"Sejak lahir di sini, anaknya baik sekali. Orangnya penyayang. Sejak kecil kumpul sama saya," ujar dia yang merupakan adik kandung Ibu Rinaldi.
Baca: Fakta Baru Kasus Mutilasi Manajer HRD, Pelaku Belajar Dari Medsos Potong Tubuh Korban
Hutabarat menyampaikan, Rinaldi juga berstatus telah menikah dengan seorang pramugari.
"Istri sah ya. Kemarin itu kayaknya ada kerenggangan ya, tapi tidak tahu persis. Itu ibu bapaknya yang paham. Tapi infonya mereka kayaknya baik-baik saja. Istrinya kan terbang, kerja pramugari," ujarnya.
Hutabarat menyebut almarhum sering pulang ke rumahnya di Nologaten dan kerap menginap sampai dua atau tiga hari.
"Istrinya sudah pernah ke sini, tidur ke sini (rumah duka di Nologaten)," lanjut dia yang menyebut terakhir Rinaldi pulang ke Sleman pada Desember 2019 lalu.
Hutabarat menyebut Rinaldi juga pribadi yang menyukai olahraga, terutama samurai. "Kan ngambil Sastra Jepang. Dia kentara sekali menyukai seperti itu," katanya.
Dia tak memungkiri Rinaldi merupakan sosok yang cerdas dan berprestasi. "Dia dari UGM kan dapat beasiswa berapa kali ke Jepang menyelesaikan S2 dan S3. S3 tidak diselesaikan. Dia lalu bekerja di perusahaan swasta Jepang," ujarnya.
Liang lahat untuk memakamkan jenazah Rinaldi Harley Wismanu juga telah disiapkan pihak keluarga. Korban pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh pasangan kekasih itu akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nologaten, Depok, Sleman, Yogyakarta.
Toto Raharjo ayah Rinaldi dikabarkan telah mendarat di Sleman dari Jakarta.
Namun, jenazah sang anak masih harus melalui sejumlah prosedur tes dan saat ini masih berada di Jakarta dan direncanakan akan dibawa melalui jalur darat.
"Saat ini masih menunggu kabar dari Jakarta. Kalau dari kepolisian prosedurnya mungkin begitu ya, ketika ada tes DNA harus nunggu hasilnya keluar," ujar Ketua RW 04 Nologaten Purwoko (45).
Kendati demikian, pihaknya belum memastikan apakah korban langsung dimakamkan atau masih menunggu prosesi lainnya.
"Sudah kami siapkan pemakamannya di TPU Nologaten, tapi apakah langsung dimakamkan, masih berkoordinasi dengan keluarga," ujarnya. (Tribun Network/nas/hud/wly)