TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ibu kandung Laeli Atik Supriyatin (26) alias LAS, Masliha (58) mengaku mengetahui kejahatan sang putri dari media televisi.
LAS dan kekasihnya Djumadil Al Fajri (26) menjadi tersangka kasus pembunuhan disertai mutilasi seorang manajer HRD, Rinaldi Harley Wismanu (32).
Ditemui TribunJateng di kediamannya di Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Masliha bercerita soal LAS.
Ia mengatakan LAS merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara.
Ayah LAS Mamuri (61) bekerja sebagai seorang petani.
Baca: Tak Bisa Berkata-kata, Ibu LAS Pelaku Mutilasi di Kalibata Syok: Izin Kuliah di UI dengan Bidik Misi
Masliha mengatakan LAS pergi ke Jakarta pada tahun 2014.
Saat itu LAS meninggalkan kampung halaman karena diterima kuliah di Universitas Indonesia (UI) melalui program Bidik Misi.
Bak kacang lupa kulitnya, selama di Jakarta LAS sangat susah dihubungi.
Bahkan saat hari raya Lebaran LAS tidak pulang ke rumah, menengok ayah dan ibunya yang sudah tua.
Masliha mengungkapkan, dia dan sang puteri sudah tidak saling tukar kabar atau komunikasi sejak 1,5 tahun yang lalu.
Pihak keluarga pernah mencoba mencari Laeli namun hasilnya nihil karena tidak ketemu.
"Terakhir kabar yang saya dapat, anak saya sudah menikah siri dengan si Fajri itu. Nomor teleponnya yang dulu juga sudah tidak bisa dihubungi lagi," ucap Masliha dikutip TribunJakarta.com dari TribunJateng, pada Minggu (20/9/2020).
"Jadi benar-benar saya dan keluarga tidak tahu kabarnya gimana, sampai muncullah berita ini," ungkapnya.
Saat pertama kali mengetahui kasus pembunuhan yang melibatkan sang anak, Masliha mengaku shock.
Dia tidak menyangka putrinya tega melakukan tindakan tersebut.
Sejak saat itu Masliha dan suami terus menangis karena memikirkan nasib anaknya.
"Saya sudah tua, ingin tenang untuk beribadah saja. Tidak disangka dapat cobaan seperti ini dari anak saya," ucap Masliha.
"Benar-benar masih tidak menyangka. Rasanya sedih, sakit hati," katanya.
Masliha menceritakan ketika sedang bekerja di sawah, Ayah LAS terkadang suka tiba-tiba menangis.
"Bahkan bapaknya kalau ke sawah juga masih suka menangis kalau mengingat masalah ini," tutur Masliha.
Selama ini, Laeli merupakan sosok yang dikenal pendiam dan jarang berkumpul dengan teman-temannya.
Meski Laeli seolah sudah melupakannya, Masliha tetap memberikan doa yang terbaik untuk sang anak.
"Harapan saya hukuman yang diberikan kepada anak saya bisa diringankan. Jangan disamakan dengan si laki-lakinya," harap Masliha.
LAS dan DAF Bunuh RHW Demi Harta
Selama ini LAS dan DAF memiliki usaha lain untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
Menurut polisi, DAF alias Fajri pernah jadi sopir taksi online.
Namun kemudian berhenti dan kini DAF bekerja serabutan.
"Sementara LAS berjualan kamera drone secara online. LAS juga menguasai pemetaan lokasi seseorang lewat aplikasi khusus," katanya.
Handik mengatakan karena desakan ekonomi, keduanya akhirnya berupaya menguasai harta korban RHW, dengan membunuh dan memutilasinya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan uang Rp 97 Juta yang diambil kedua pelaku dari rekening ATM korban, diantaranya dibelikan 11 emas batangan Antam dengan total seberat 26 gram.
"Selain beli emas Antam, juga dibelikan motor Yamaha N-Max, dua laptop Asus abu-abu, juga perhiasan berupa 2 cincin Emas Bulgri, satu emas carties, dan satu Ipod," kata Nana dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Kamis (17/9/2020).
Selain itu, kata dia pelaku juga membeli 1 Handphone Iphone X warna hitam, 1 dompet merk Charles and Keith, 1 HP merk Vivo Y20, dan satu buah jam tangan merk Tissot 1853 TISSOT.
"Tersangka DAF ini perannya sebagai eksekutor atau yang membunuh korban serta memutilasinya.
"Sementara LAS perannya mengajak korban Rinaldi untuk bertemu dan menyewa apartemen di Pasar Baru, Jakarta Pusat," kata Nana.(*)
Kronologi Pembunuhan
Pembunuhan ini bermula ketika korban berkenalan dengan LAS melalui aplikasi Tinder.
Setelah intens berkomunikasi, RHW dan LAS memutuskan untuk bertemu pada Senin (7/9/2020).
Pada Rabu (9/9/2020), keduanya menyewa kamar di apartemen di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Kamar itu disewa selama tiga hari hingga Sabtu (12/9/2020).
"Saat masuk kamar di tanggal 9 September, ternyata DAF sudah lebih dulu masuk. Dia bersembunyi di kamar mandi," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, pada Kamis (17/9/2020).
Ketika korban dan LAS sedang berhubungan intim, DAF keluar dari tempat persembunyiannya.
DAF langsung menghampiri LAS dan memukul kepala bagian belakang korban menggunakan batu bata sebanyak tiga kali.
Selain itu, jelas Nana, DAF juga melakukan tujuh tusukan kepada RHW hingga korban meninggal dunia.
Di hari dan lokasi yang sama, jenazah RHW dimutilasi menggunakan gergaji dan sebilah golok.
Pada Sabtu (12/9/2020), potongan tubuh korban yang dibungkus plastik kresek dan dimasukkan ke koper dibawa ke Apartemen Kalibata City.
Itu adalah hari di mana keluarga korban melapor ke Polda Metro Jaya terkait orang hilang.
Empat hari kemudian, jenazah korban yang sudah dimutilasi ditemukan di sebuah kamar di lantai 16 Tower Ebony.
Tags ibu kandungRunning NewsLaeli Atik SupriyatinRinaldy Harley WismanuDjumadil Al FajriKecamatan Leba