TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Angka tingkat penularan atau reproduksi Covid-19 di Kota Bekasi meningkat mencapai 1,11.
Untuk diketahui angka reproduksi merupakan potensi penularan penyakit oleh seseorang kepada orang lain.
Apabila angkanya kurang dari 1, maka penularan dianggap bisa dikendalikan karena berjalan lambat.
Jika angkanya lebih dari 1, maka penularan makin tinggi dan kian banyak pasien yang tertular.
“Perkembangan Covid-19 kami di Minggu terakhir ini data reproduksinya sekarang 1,11,” ujar Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Kamis (24/9/2020).
Jumlah tersebut meningkat bila dibandingkan dengan data pada tanggal 16 September 2020 yang hanya mencapai 0,88.
Sedangkan pada tanggal 6 September 2020, angka reproduksi tercatat sebanyak 0,97.
Angka reproduksi tertinggi tercatat terjadi pada 2 September 2020 lalu, mencapai 1,55
Meski demikian, Rahmat Effendi mengklaim jumlah angka kematian pasien Covid-19 telah menurun belakangan ini.
“Angka tertinggi 8 orang (yang meninggak karena Covid-19. Itu di tanggal 14 September 2020, nah sekarang 5 sampai 6 (yang meninggal karena Covid-19), tetapi ada beberapa juga yang ada penyakit menular,” kata dia.
Terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi Dezi menyampaikan angka reproduksi di wilayahnya terus bergerak fluktuatif seiring penambahan kasus Covid-19.
Pasalnya jumlah kasus Covid-19 secara kumulatif dari Maret hingga 20 September tercatat ada 2.815 kasus.
“Posisi (angka reproduksi) masih naik turun. Saat turun kemarin (angka reproduksi). Makanya posisi kita oranye, sekarang kita merah (ada di zona merah),” tambah Dezi.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kembali Masuk Zona Merah, Tingkat Penularan Covid-19 di Bekasi Meningkat Jadi 1,1,