Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas pembangunan proyek monorail menyisakan tiang-tiang pancang di kawasan Kuningan hingga Senayan DKI Jakarta.
Permasalahan utama tiang yang dibiarkan berkarat itu disebut karena adanya polemik utang piutang ratusan miliar antara PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan PT Jakarta Monorail.
Selain utang ratusan miliar, namun juga persoalan biaya bongkar dan pemanfaatannya.
Pengamat Tata Kota Nirwono Joga menerangkan masalah tiang monorail ini sejatinya sudah pernah dibahas sejak lama.
"Tiang peninggalan Bang Yos ini, di era Bang Foke dan Pak Ahok sudah dibahas di mana Adhi Karya yang membangun tiang-tiang tersebut pernah berencana membongkar," ucap Nirwono kepada Tribunnews.com, Jumat (23/10/2020).
Baca juga: Per September, Rata-rata Progres Konstruksi LRT Jabodebek Capai 77 Persen
"Tetapi biaya untuk membongkar tiang pancang tersebut terlalu mahal dan besi-besi bekas bongkarannya juga kurang bernilai ekonomi sehingga tidak menutup biaya pembongkaran akhirnya mundur," sambung dia.
Baca juga: Menristek: Kereta Api dan LRT di Indonesia Bakal Dikembangkan Tanpa Pengemudi
Menurutnya, Adhi Karya yang juga ditunjuk membangun proyek LRT lebih memilik mebangun tiang-tiang baru karena jenis kereta ringannya juga berbeda dengan rencana awal.
Lebih jauh, dirinya menekankan tiang-tiang monorail yang menjadi aset Pemerintah Provinsi DKI menjadi dilema.
"Kalau Pemprov yang membongkar juga mahal biaya dan tidak ada untungnya," urainya.