Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana membeberkan modus pelaku begal yang menyasar pesepeda.
Kata dia, umumnya mereka bergerak empat orang dengan dua sepeda motor.
"Biasanya mereka menggunakan sepeda motor berboncengan, atau dua motor jadi berempat mereka," kata Nana dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (3/11/2020).
Baca juga: Polda Metro Jaya Tangkap 10 Orang Pelaku Begal Pesepeda
Pertama-tama pelaku akan lebih dulu mengamati calon korbannya.
Mereka memilih korban yang bersepeda sendirian atau terlepas jauh di belakang rombongan.
Setelah korban ditentukan, para pelaku akan menguntit secara perlahan dari belakang.
Ketika situasi dan kondisi dirasa tepat, lalu pelaku membagi tugas.
Motor pertama akan mendahului korban, berpura - pura meminggirkan kendaraan di bahu jalan.
Baca juga: 7 Pelaku Begal Pesepeda Ditangkap Polisi, Satu di Antaranya Kasus Kolonel Marinir TNI
Kemudian motor kedua akan langsung memepet korban, mengincar tas pinggang atau HP korban yang biasanya diletakkan di bagian setang sepeda.
"Kalau berempat biasanya motor 1 lewati dulu, lalu pura - pura berhenti ke pinggir, yang belakang mepet langsung mengambil atau merampas tas atau HP yang ada.
Biasanya para pesepeda menaruh di tas belakang atau di setang sepeda," jelas Nana.
Berkaitan dengan modus pelaku begal itu, Nana mengimbau kepada masyarakat yang berolahraga sepeda untuk menghindari menaruh barang berharga di bagian setang.
Baca juga: Tukang Ojek Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Jalan Papanggo Jakarta Utara, Diduga Korban Begal
Baiknya lanjut Nana, pesepeda tak perlu membawa barang berharga seperti HP saat berolahraga.
Kalaupun harus dibawa, sebisa mungkin diletakkan pada tempat yang tersembunyi.
"Kalau HP ditaruh di tas pinggang, di setang, ini tentu memancing pelaku melakukan pembegalan itu.
Jadi tentu kita berharap masyarakat dari beberapa kejadian ini menjadi pengalaman bagi masyarakat lainnya," pungkas dia.