News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reuni 212

Amien Rais Koreksi Pernyataan Jusuf Kalla Soal Sambutan Masyarakat ke Rizieq Shihab

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Amien Rais dan Rizieq Shihab

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Partai Ummat Amien Rais mengkoreksi pernyataan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menyebut sambutan umat ke Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shibab, karena adanya kekosongan kepemimpinan. 

"Kata pak Jusuf Kalla karena ada kekosongan kepemimpinan, menurut saya lebih tepat yang ingin saya katakan, karena ada kezaliman," papar Amien saat acara Reuni 212 bertema Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh secara virtual, Jakarta, Rabu (2/12/2020). 

Ia menilai, sambutan yang luar biasa dari masyarakat kepada Rizieq Shihab setiba di Indonesia dari Arab Saudi, sebagai bentuk keinginan publik untuk hadirnya sosok yang berani. 

"Jadi memang kita membutuhkan seorang yang berani," papar Amien. 

Amien pun mengaku sempat menanyakan kehidupan Rizieq sehari-hari kepada Bukhari Muslim, yang merupakan orang dekat pimpinan FPI itu. 

"Kata dia, beliau biasa kayak kita, tapi beliau punya keberanian. Jadi ketika orang jarang berani, habib kita berani, maka akan menyetrum buat umat Islam Indonesia dan yang ada di luar negeri untuk berbondong-bondong mendukung perjuangan beliau," paparnya. 

Baca juga: Rizieq Shihab, Din Syamsuddin, Hingga Anggota DPR Hadiri Acara Reuni 212 

"Tentu saya, kita akan bergandengan tangan menyelenyapkan kezaliman dan menegakkan keadilan," sambung Amien.

Sebelumnya, Jusuf Kalla menyebut ramainya persoalan Rizieq Shihab di dalam negeri, akibat adanya kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi. 

"Kenapa masalah Habib Rizieq begitu hebat permasalahannya, sehingga polisi, tentara turun tangan, seperti kita menghadapi sesuatu yang goncangan," ujar JK saat acara webinar kebangsaan yang digelar PKS, Jumat (20/11/2020) malam. 

"Kenapa itu terjadi? Ini menurut saya, karena ada kekosongan pemimpin. Kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas," sambung JK. 

Menurut JK, persoalan Habib Rizieq merupakan suatu indikator, bahwa proses sistem demokrasi yang berjalan di Indonesia harus diperbaiki. 

"Kenapa ratusan ribu orang itu, kenapa dia tidak percaya DPR untuk berbicara? Kenapa tidak dipercayai partai-partai, khususnya partai Islam untuk mewakili masyarakat itu, kenapa masyarakat memilih Habib Rizieq untuk menyuarakan, yang punya aspirasi," papar JK.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini