Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta langsung melacak (contact tracing) secara aktif kepada orang-orang di lingkungan kegiatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Diketahui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya telah terkonfirmasi positif covid-19.
Diketahui sebelumnya, Gubernur Anies telah menjalani tes usap PCR pada Senin (30/11/2020) dan Wagub Ariza telah menjalani tes usap PCR pada Jumat (27/11/2020).
Baca juga: Buntut Kerumuman Massa Acara Habib Rizieq, Daftar Pejabat yang Dicopot Kapolri dan Anies Baswedan
"Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta dan jajaran langsung melakukan pelacakan kontak. Hingga Selasa (1/12) kemarin, kami di Dinkes DKI Jakarta dan jajaran telah mencatat 158 orang telah dilakukan tes usap dari kontak erat Gubernur dan 279 orang telah dilakukan tes usap dari kontak erat Wakil Gubernur sehingga total pelacakan kontak kasus sejauh ini adalah 437 orang," ujar Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta Widyastuti, Rabu (2/12/2020).
Widyastuti mengungkapkan Gubernur Anies dan Wagub Ariza selama ini telah rutin melakukan tes usap PCR minimal 1-2 minggu sekali sehingga relatif bisa terdiagnosis secara dini sehingga mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat.
Selain itu, Kadinkes Widyastuti juga menyebut pelacakan kontak menjadi lebih cepat dilakukan setelah dikonfirmasi positif.
Baca juga: Meski Positif Covid, Gubernur DKI Anies Baswedan Tetap Bekerja
Baca juga: Sikap Terbuka Anies Baswedan, Riza Patria hingga Said Aqil yang Umumkan Terkena Covid Dipuji Istana
Baca juga: Kegiatan Anies Baswedan Sepekan Terakhir Sebelum Terpapar Covid-19, Sempat Bertemu Kapolda
Ia juga mengapresiasi peran serta masyarakat yang aktif melapor langsung ke puskesmas untuk dilakukan tes usap PCR bila berstatus kontak erat dengan Gubernur Anies maupun Wagub Ariza.
“Sesuai dengan definisi dari Kemenkes bahwa kontak erat adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19. Jadi pelacakan kontak (contact tracing) yang kami lakukan bukan menyatakan siapa yang tertular dari Gubernur maupun Wakil Gubernur, tapi siapa saja yang tertular bersama Gubernur dan Wakil Gubernur. Data kasus konfirmasi positif hasil contact tracing bukan menentukan penularnya dari Gubernur maupun Wakil Gubernur, tapi menentukan klaster kasus yang bersamaan terjadi selama masa inkubasi COVID-19,” ungkap Kadinkes Widyastuti.
Kadinkes Widyastuti kemudian menjelaskan dari 158 kontak erat Gubernur selama periode tracing pada Selasa (1/11/2020), hasilnya 5 orang positif, 111 lainnya negatif dan 42 orang masih menunggu hasil.
Sedangkan dari 279 kontak erat Wakil Gubernur selama periode tracing 28 November - 1 Desember, hasilnya adalah 19 positif, 185 negatif dan 75 orang lainnya masih menunggu hasil.
Mereka yang terkonfirmasi positif kemudian menjalani isolasi mandiri ataupun perawatan sesuai dengan derajat gejala yang dialaminya.
“Sekali lagi, kami menegaskan bahwa mereka yang terkonfirmasi positif dari hasil pelacakan kontak tidak menentukan sumber penularannya adalah Gubernur ataupun Wakil Gubernur. Saat ini belum ditemukan kasus positif di antara mereka yang berinteraksi langsung dengan Gubernur baik dari keluarga maupun tim kerja setelah Gubernur dikonfirmasi positif. Kepada mereka yang terkonfirmasi positif sedang dalam proses penelusuran lebih lanjut. Beberapa kasus ditemukan bahwa periode penularan sebelum berinteraksi dengan Gubernur dan merupakan bagian dari klaster keluarga masing-masing. Jadi kami mendata ada klaster terpisah yang ditemukan karena dilakukan tes masif di lingkungan kerja Gubernur dan Wakil Gubernur,” tuturnya.
Kadinkes Widyastuti berharap masyarakat dapat melaporkan ke Puskesmas dan dilakukan tes usap PCR secara gratis khususnya apabila termasuk kontak erat Gubernur Anies maupun Wagub Ariza.
Kadinkes Widyastuti juga menegaskan Pemprov DKI Jakarta berkomitmen penuh dalam pengendalian wabah COVID-19 di DKI Jakarta dengan melakukan kegiatan testing, tracing, dan treatment secara masif.
Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk senantiasa menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin melalui 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan rutin dengan sabun dan air mengalir.