TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 30 orang guru dan petugas tata usaha (TU) MAN 22 Palmerah, Jakarta Barat, sebelummya diberitakan 33 orang, terkonfirmasi positif Covid-19.
Mereka terpapar Covid-19 setelah pulang wisata dari Yogyakarta selama beberapa hari.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Departemen Agama Kantor Wilayah DKI Jakarta, Nur Pawaiddudin menyatakan awalnya 47 orang guru dan karyawan TU MAN 22 bertandang ke Yogyakarta pada 20-23 November 2020.
Mereka berwisata dalam rangka perpisahan dengan Kepala MAN yang purnabakti.
"Itu perjalanannya tanggal 20-23 November. Perjalanan karena melepas kepala sekolah," ujar Nur, Kamis (3/12/2020).
Baca juga: Usai Liburan ke Jogja, Puluhan Guru dan Karyawan Sekolah Positif Covid-19
Rombongan tersebut berangkat menggunakan dua kendaraan, yakni satu buah bus besar dan satu buah mobil kecil.
Mereka sempat menyambangi beberapa objek wisata di Yogyakarta.
Adapun dari hasil tracing tempat yang dikunjungi ialah Malioboro, Puncak Becici, Air Terjun Sri Getuk, dan sebuah restoran yang masih dicari tahu namanya.
Kemudian, pada tanggal 27 November, di dapati laporan ada satu orang guru yang ikut berwisata mendapatkan hasil reaktif ketika melakukan tes antigen Covid-19.
Pada hari yang sama, dua guru lain yang menunjukkan gejala lalu melaksanakan swab test dan dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Baca juga: Subuh-subuh Antar Pasien Covid-19, Ambulance Ini Malah Tabrak Truk
Setelahnya, langsung dilaksanakan swab test kepada seluruh anggota rombongan.
Hingga hari ini, diketahui sebanyak 30 orang rombongan positif terpapar Covid-19.
Menanggapi hal tersebut, Camat Palmerah Firman Ibrahim mengaku segera melakukan tracing dan melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar wilayah tinggal pasien terkonfirmasi.
"Tanggal 27 (November) pas konfirmasi, kami langsung semprot (disinfektan)," ujar Firman.
Namun, menurut Firman, tidak seluruh warga yang positif terpapar Covid-19 merupakan warga di wilayahnya.
"Semua itu warga Jakarta, tapi tidak semuanya warga Palmerah," jelas Firman.
Sekda DIY Beri Komentar, Yogya Tidak Takut Kehilangan Wisatawan
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap memprioritaskan kualitas pariwisata yang menerapkan protokol kesehatan.
Meski pada akhirnya muncul kabar adanya seorang guru dari Jakarta Barat yang dinyatakan positif Covid-19 setelah berlibur ke Yogyakarta.
Hal itu turut direspon Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji yang menyampaikan, pengurangan libur akhir tahun selama tiga hari pada 28, 29, dan 30 Desember 2020 yang sebelumnya dijadikan sebagai libur pengganti Idul Fitri kemarin, tidak membuat pemerintah DIY pesimis kehilangan wisatawan.
Apalagi adanya kabar rombongan guru dari sebuah sekolah di Jakarta Barat, yang dinyatakan positif Covid-19 setelah berlibur ke Yogyakarta, menurutnya hal itu tidak lantas membuat masyarakat takut untuk datang ke Yogyakarta.
Terkait hal itu, Aji menegaskan pemerintah DIY akan berkoordinasi dengan pemerintah DKI agar sama-sama melakukan tracing kasus.
Secara tegas Aji menjelaskan, kasus positif Covid-19 akan jelas apabila telah dilakukan tracing secara tepat.
"Kalau betul dari Jogja, kami akan minta NIK nya berapa supaya bisa ditracing lewat Jogja Pass. Jadi akan diketahui guru-guru ini ke mana saja," katanya, saat ditemui di Kepatihan, Kamis (3/12/2020).
Namun Aji baru akan memastikan, apakah guru tersebut memang terpapar Covid-19 ketika di Yogyakarta atau saat dalam perjalanan.
Malahan, ia menganggap ada kemungkinan guru tersebut sudah membawa Covid-19 sejak berangkat dari Jakarta dan baru merasakan gejala ketika setelah dari Yogyakarta.
"Kami juga tidak tahu. Siapa tahu dia sudah membawa Covid-19 dari sana. Tapi kerasanya setelah pulang. Kalau misal 12 dalam satu bis kena, ya dari situ dapatnya," tegasnya.
Masih kata Aji, selama ini memang kedisiplinan penerapan protokol kesehatan hanya mengandalkan para penegak hukum saja.
Ia berharap masyarakat dan pelaku wisata juga memperhatikan kesadaran secara mandiri terkait penerapan protokol kesehatan.
"Jangan andalkan penegak hukum, jumlahnya tidak mencukupi. Cara khususnya hanya permintaan prokes masyarakat secara mandiri. Dan sebisanya penegak hukum akan bekerja ekstra. Serta pelaku wisata juga berikan pelayanan yang berkualitas," kata dia.
Meski demikian, ia tetap berharap agar para wisatawan tetap memiliki waktu panjang saat berlibur ke Yogyakarta.
"Sehingga akan terjadi peningkatan belanja dan pembayaran retribusi," kata dia.
Terkait adanya peningkatan kasus, Aji menegaskan hal itu menjadi persoalan bersama-sama.
Kondisi Terkini MAN 22 Ditutup Total, Rutin Disemprot Disinfektan
MAN 22 Jakarta di Palmerah, Jakarta Barat kini menjadi sorotan.
Setelah 30 guru di sekolah ini terpapar Covid-19, usai pulang berlibur dari Yogyakarta.
Lantas bagaimana kondisi MAN 22 sekarang ?
Tampak hanya ada seorang penjaga sekolah bernama Jaya yang membersihkan sekolah tersebut selama tidak berpenghuni.
Jaya menuturkan sejak awal Pandemi Covid-19 terjadi, Gedung MAN 22 Jakarta memang sudah ditutup.
Hanya guru dan pegawai sekolah yang diizinkan masuk ke dalam gedung tersebut.
Namun sejak 30 guru dinyatakan positif Covid-19, sekolah itu benar-benar dikosongkan total.
"Sudah tiga hari ini memang harus disterilisasi. Tapi sejak awal Pandemi Covid-19 juga sudah tidak ada siswa dan sudah sering disemprot cairan disinfektan," ujar Jaya ditemui di Gedung MAN 22 Jakarta Jumat (4/12/2020).
Kini sekolah juga makin rutin disemprot cairan disinfektan.
Bahkan melibatkan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat.
Penyemprotan disinfektan sendiri kata Jaya sudah berlangsung selama tiga hari.
"Tadi pukul 11.00 WIB sudah disemprot. Terkadang juga pukul 10.00 WIB," jelas Jaya.
Menurut Jaya, penyemprotan dilakukan merata di seluruh ruangan.
Mulai dari ruangan guru, ruangan kelas, hingga ruangan Tata Usaha (TU) disemprot.
Pantauan Wartakotalive.com, Jumat (4/12/2020) pukul 11.30 WIB, ruang Tata Usaha dan Ruang Guru terkunci.
Tidak ada satupun guru atau pihak sekolah yang dapat dimintai keterangan.
Sempat ada Petugas Satpol PP yang tiba di gedung tersebut bersama Lurah Palmerah Muhammad Ilham di sekolah itu.
Namun ia enggan dimintai keterangan oleh pewarta dan langsung meninggalkan lokasi.
Usai lurah meninggalkan lokasi, pagar gedung MAN 22 Jakarta kembali ditutup oleh petugas.
Pihak Kanwil DKI Jakarta memastikan, seluruh kasus Covid-19 di MAN 22 Jakarta hanya terkena kepada para guru, tidak ada siswa yang terpapar.
Para guru tertular Covid-19 setelah ikut acara perpisahan mantan Kepala Sekolah MAN 22 Jakarta yang diselenggarakan di Yogyakarta.
Hal itu diklarifikasi oleh Kepala Pendidikan Madrasah Kanwil DKI Jakarta Nur Pawaiddudin saat dikonfirmasi Kamis (3/12/2020).
"Kami pastikan tidak ada siswa yang tertular Covid-19 di MAN 22 Jakarta. Seluruhnya yang positif Covid-19 dan terkena tracing merupakan guru. Jadi tidak ada siswa," kata Nur Pawaiddudin dihubungi lewat sambungan telepon.
Kepsek MAN 22 Tidak Tahu Penutupan Sampai Kapan
Kepala Sekolah MAN 22 Jakarta Usman Ali belum bisa memastikan sampai kapan penutupan sekolah dilakukan.
Adapun penutupan dilakukan sejak Senin (30/11/2020) atau setelah diketahui adanya 30 guru terpapar Covid-19 seusai berwisata ke Yogyakarta.
Diperpanjangnya sterilisasi kata Usman Ali lantaran pihak sekolah mengikuti jumlah tracing yang semakin diperluas.
Pasalnya pihaknya masih menunggu hasil uji swab seluruh pihak yang ditracing keluar.
Saat ini, kata dia, masih ada tiga uji swab lagi yang hasilnya belum keluar.
"Belum tentu buka Senin depan. Karena kami menunggu sampai seluruh hasil uji Covid-19 keluar," katanya saat dihubungi, Jumat (4/12/2020).
Dia menegaskan jumlah guru dan karyawan yang terpapar Covid-19 ada 30 orang bukan 33 orang.
Hal itu disebabkan kesalahan pendataan karena terdapat dua orang yang memiliki nama yang sama. (tribun network/thf/TribunJakarta.com/Wartakotalive.com/TribunJogya.com)