Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja mengatakan, pembayaran proyek pembangunan Water Closet (WC) alias toilet di sejumlah sekolah bisa disesuaikan ketika bangunan fisik sudah rampung.
Eka menjelaskan, proyek pembangunan WC ini mengunakan metode pembayaran di akhir.
Kontraktor saat memulai proyek, baru menerima uang muka sebesar 30 persen dari jumlah anggaran.
"Ini kan belum dibayar, baru dibangun, belum selesai. Apa saja yang dibangun nanti lihat saja," kata Eka di SDN Karangraharja 02 Cikarang Utara, Selasa (15/12/2020).
Baca juga: Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi Soroti Anggaran Pembangunan Toilet untuk Sekolah
Dia mengungkapkan, pembayaran awal sebesar 30 persen kepada kontraktor diperbolehkan dan sudah diatur dalam ketentuan.
Pemkab Bekasi kata dia, menganggarakan ratusan juta untuk tiap proyek WC di sejumlah sekolah.
Jika sudah rampung, besaran biaya akan dihitung dengan disesuiakan biaya yang terpakai.
"Ini memang sedang dibangun. Kalau memang tidak (sesuai) standar dengan nilai (anggaran) tinggal kita bayar dengan apa yang ini (sudah rampung)," terang dia.
Ketika ditanya soal anggaran ratusan juta untuk satu kegiatan WC di sekolah, Bupati Eka enggan mau menilai apakah sudah sesuai atau tidak.
"Masalah masuk akal, tanya saja ke teknis apa saja yang dibangun," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Bangunan Negara Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi, Benny Sugiarto Prawiro menambahkan, pihaknya akan melakukan perhitungan dengan menyesuaikan hasil bangunan fisik WC yang sudah jadi.
"Nanti kita stock opname (perhitungan) setelah itu nanti kalau dia kerjakan seperti apa itu yang kami bayar. Ini belum bayar semua," tegas dia.
Berdasarkan data di situs lpse.bekasikab.go.id, salah satu sekolah yang menerima kegiatan pembangunan WC yakni, SD Negeri Magunjaya 04, Jalan Kedondong, Kecamatan Tambun Selatan senilai Rp196,8 juta.
Dalam situs itu juga disebutkan, pagu anggaran yang disediakan mencapai Rp198,5 juta hanya untuk sarana penunjang toilet sekolah.
Kegiatan serupa juga dilakukan di SMP Negeri 4 Cikarang Barat.
Nilai anggaran yang dihabiskan untuk membangun sarana penunjang pendidikan di lingkungan sekolah ini tidak jauh berbeda yakni, Rp196,9 juta.