News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Curhat Kondektur Bus Ungkap Pembunuhan Wanita Hamil, 2 Tahun Dihantui Wajah Korban

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembunuh wanita hamil di taman kota Tol Jagorawi, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur akhirnya terungkap usai hampir dua tahun berlalu.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Misteri keberadaan Hilda Hidayah (22) akhirnya terungkap secara tidak sengaja.

Wanita ini ditemukan telah menjadi mayat oleh seorang warga yang sedang mencari burung.

Penemuan mayat wanita bertahi lalat di Taman Kota Tol Jagorawi, Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur pada Sabtu (7/4/2019) silam mengejutkan warga sekitar.

Waktu itu, mayat wanita yang dalam kondisi hamil tersebut ditemukan pertama kali oleh Irfan Jaya (20) yang sedang memburu burung berjenis love bird.

Irfan Jaya awalnya melihat burung love bird ketika sedang menumpang angkot 06A di Jalan Mayjend Sutoyo, Kelurahan Kebon Pala, Makasar sekira pukul 07.00 WIB.

Tertarik dengan burung berwarna kuning biru kuning tersebut, lantas Irfan Jaya pun meminta sopir angkot untuk berhenti.

Ia kemudian turun untuk memburu burung berbulu cantik tersebut.

Baca juga: Korban Mutilasi Manusia Silver Sodomi 5 Anak Lain, Pelaku Membunuh untuk Selamatkan Teman-teman

Irfan pun mengejar burung tersebut hingga sampai ke Taman Kota.

Lantaran Love Bird incarannya terbang ke pohon yang berada di tengah jalan tol, Irfan mengurungkan niatnya lalu berjalan kembali menuju jalan raya.

Namun, sebelum tiba di jalan raya Irfan mencium bau busuk dari arah tumpukan daun pisang.

Baca juga: Hanya Inginkan Motor, Siswa SMA Ini Otaki Pembunuhan Kawan Sendiri, Kini Divonis 9 Tahun

Karena penasaran dia pun mendekatinya.

Alangkah terkejutnya dia, ketika melihat ada jasad perempuan di balik tumpukan daun pisang tersebut.

Dalam posisi kaget bercampur takut dia kemudian meminta bantuan kepada warga yang beraktivitas dekat taman dan personel Satlantas Polres Jakarta Timur yang sedang betugas dekat lokasi.

Tak lama, penyidik Unit Reskrim beserta Tim Identifikasi Polsek Makasar pun tiba di lokasi kejadian dan segera melakukan olah TKP guna memastikan identitas jasad perempuan.

Kepolisi saat itu menduga kuat korban tewas dibunuh.

Di tubuh korban saat itu ditemukan bekas luka hantaman benda tumpul pada bagian kepala dan sejumlah luka lebam di bagian tubuh lainnya.

Namun, kepolisian sulit melakukan identifikasi terhadap korban karena minimnya petunjuk dan saksi saat itu.

Baca juga: Hanya Inginkan Motor, Siswa SMA Ini Otaki Pembunuhan Kawan Sendiri, Kini Divonis 9 Tahun

Terlebih saat itu tidak ditemukan identitas korban sama sekali , serta hasil sidik jarinya pun belum terekam dalam sistem E-KTP.

Polisi hanya mengungkap ciri-ciri korban saat itu.

Korban memiliki tahi lalat di bawah kuping kanan, rambut lurus sebahu, tinggi sekitar 150 sentimeter, dengan postur tubuh sedikit gemuk dan umurnya sekitar 25 tahun.

Korban saat ditemukan mengenakan baju lengan tiga perempat warna hijau muda bermotif garis-garis putih, berkerah sleting bergambar balon udara cukup besar di bagian dada serta legging warna hitam bergaris merah.

Kepolisian pun saat itu meminta masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk melapor ke Polsek Makasar atau RS Polri serta kantor polisi terdekat.

Seiring berjalannya waktu, kepolisian terus menggali soal identitas korban. Namun hingga berakhirnya tahun 2019 tabir gelap kasus penemuan mayat wanita tersebut berum terungkap.

Curhat Kernet Bus jadi titik terang

Selama hampir 20 bulan lamanya identitas korban menjadi misteri.

Hingga akhirnya, polisi menemukan titik terang terkait identitas korban.

Belakangan korban diketahui bernama Hilda Hidayah (22) setelah polisi mengamankan dua pelaku pembunuhan.

Terungkapnya kasus tersebut berawal saat pelaku Muhammad Qhairul Fauzi alias Unyil (20) bercerita kepada sesama kerndektur bus di Terminal Kampung Rambutan.

Saat itu, Unyil mengaku bahwa dirinya terlibat pembunuhan di Tol Jagorawi.

Informasi tersebut kemudian dilaporkan kepada anggota kepolisian, Senin (14/12/2020).

Penyebab dirinya bercerita kepada rekan-rekannya karena tak tahan terus 'dihantui' korban yang seolah muncul sejak hari kejadian.

Saat itu, ia membantu rekannya Hendra Supriyatna alias Indra (38) membawa jasad korban ke Taman Kota, Tol Jagorawi.

"Saya enggak kuat, stres. Tapi mau nyerahin diri juga enggak berani, takut dipenjara. Saya dihantuin terus sama arwah korban. Saya minta maaf sama korban," ujar Unyil dilansir dari Tribunjakarta.com, Rabu (16/12/2020).

Unyil mengaku diminta bantuan membuang jasad Hilda yang dibunuh Indra dalam bus Mayasari P9BC rute-rute Kampung Rambutan-Cikarang.

Bus berpelat B 7069 IV itu merupakan bus yang saat kejadian, sehari-harinya dikemudikan Indra selaku sopir bus, sementara Unyil kernet bus.

Dari Terminal Cikarang lokasi bus terparkir saat kejadian, bersama Indra dia membawa jasad Hilda ke taman kota Tol Jagorawi, Kecamatan Makasar.

"Saya bantu mengangkat jasad korban pas mau dibuang, saya pegang tangannya. Tapi yang gali tanah untuk lokasi nguburnya si Indra, dikubur malam-malam," ujarnya.

Lokasi taman kota Tol Jagorawi dipilih karena sebagai sopir dan kernet mereka paham betul area sekitar sepi dan jauh dari permukiman warga.

Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen mengatakan curhatan Unyil yang mengaku 'dihantui' Hilda diterima pada Senin (14/12/2020).

Bersama jajarannya dia bergegas menemui pihak keluarga Hilda yang menjalankan usaha warung makan di Terminal Kampung Rambutan.

"Saat kita tunjukkan apa korban punya pakaian seperti saat jasad ditemukan pihak keluarga langsung menangis dan membenarkan. Selanjutnya kita lakukan penyelidikan lebih lanjut," kata Zen.

Di hari yang sama informasi didapat, Unyil diringkus Tim Rajawali Polrestro Jakarta Timur di kawasan Cawang, Kecamatan Kramat Jati tanpa adanya perlawanan.

Tanpa butuh waktu lama Unyil buka mulut bahwa pelaku utama merupakan Indra yang kini sudah beralih pekerjaan sebagai sopir truk ekspedisi.

"Pihak keluarga juga membenarkan bahwa Indra ini sebelumnya sempat berpacaran dengan korban. Tapi pihak keluarga tidak setuju karena pelaku sudah berkeluarga," ujarnya.

Pada Rabu (16/12/2020) jajaran Unit Reskrim Polsek Makasar meringkus Indra di Kecamatan Harjosari, Semarang, Jawa Tengah tanpa adanya perlawanan berarti.

Beda dengan Unyil, Indra mengaku tidak 'dihantui' Hilda, hanya dia berdalih sempat ingin menyerahkan diri ke polisi karena menyesal membunuh korban.

"Enggak (dihantui). Awalnya mau menyerahkan diri, tapi enggak berani karena harus kerja menghidupi keluarga. Saya kan punya keluarga juga," kata Indra.

Minta dinikahi

Indra mengaku menjalin hubungan dengan korban sekitar satu tahun.

"Sudah sekitar satu tahun berhubungan. Awalnya enggak niat membunuh, tapi karena dia minta pertanggungjawaban (menikah secara hukum) saya kesal," kata Indra.

Meski saat kejadian Indra dan Hilda sudah tinggal satu atap mengontrak di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi pelaku menolak menikahi korban secara hukum.

Alasannya sebelum berhubungan dengan Hilda, Indra sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Sedari usia kandungan Hilda lima bulan, Indra yang saat kejadian bekerja sebagai Sopir bus Mayasari menjadikan alasan tersebut menolak permintaan korban

"Pas membunuh itu saya tahu dia sudah hamil, karena dia minta tanggung jawab (nikah secara hukum negara). Dia sering marah-marah ke saya karena itu," ujarnya.

Pertengkaran mencapai puncaknya pada 3 April 2019 lalu, Indra membunuh Hilda menggunakan balok kayu pengganjal pintu bus Mayasari yang dikemudikannya. (Tribunjakarta/ tribunnews.com/ Bimaputra)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini