TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Front Pembela Islam (FPI) buka suara soal bantahan Badan Intelijen Negara (BIN) terkait anggota mereka yang ditangkap di Megamendung, Bogor.
Hal itu dikatakan Sekretaris Umum FPI Munarman usai mendampingi keluarga korban laskar FPI di Komnas HAM, Jakarta Pusat
"Terserah sajalah! Bukan urusan kita itu, urusan dia itu," kata Munarman singkat sebelum masuk ke mobilnya, Senin (21/12/2020).
Sebelumnya, Badan Intelijen Negara (BIN) menegaskan bahwa kabar tiga anggotanya yang tertangkap anggota Front Pembela Islam (FPI) adalah hoaks.
Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto mengatakan setelah dilakukan pengecekan tidak ada nama anggotanya yang ditangkap anggota FPI.
"Belakangan ini beredar berita tiga anggota BIN tertangkap FPI. Itu semua adalah hoaks. Tidak ada nama anggota BIN sebagaimana dilansir tertangkap oleh FPI, mereka semua yang disebutkan oleh FPI jelas-jelas bukan anggota BIN, alias anggota BIN gadungan,"ujar Wawan kepada Tribun, Minggu (20/12/2020).
Wawan juga menegaskan tidak ada operasi klandestin bersandi 'Delima' di internal BIN.
"Untuk apa membuntuti pimpinan FPI, ketemu langsung saja bisa,"kata Wawan.
Selain itu, lanjutnya kartu anggota yang digunakan ketiga orang yang mengaku anggota BIN tersebut juga palsu, bukan seperti yang dimiliki BIN asli.
Kata Wawan, banyak orang mengaku anggota BIN di berbagai wilayah di Indonesia. Banyak juga yang dijatuhi hukuman di pengadilan.
"Apalagi membawa kartu identitas, hal ini tidak mungkin dilakukan dalam operasi intelijen. Apalagi disebut ada Deputi 22, tidak ada Deputi 22 itu di BIN,"ujarnya. BIN menurut Wawan juga tidak ada Surat Perintah (Sprint) tertulis operasi apapun. Sehingga kalau ada surat perintah berisi nama dan sandi operasi secara tertulis, apapun itu namanya, semua tidak benar. Sebab di BIN tidak lazim ada tugas operasi di-sprint-kan.
Baca juga: BIN: Tidak Ada Anggota Kami yang Ditangkap FPI, Itu Hoaks!
"Jika ada orang yang mengaku dari BIN silakan dilaporkan kepada yang berwajib. Biar jelas dan tuntas secara hukum dan tidak digoreng di panggung opini publik," ujarnya.
Sebelumnya, terkait kasus penembakan di KM 50 tol Jakarta-Cikampek, beredar sebuah video berdurasi kurang lebih 5 menit terkait anggota Front Pembela Islam (FPI) dan Badan Intelijen Negara (BIN) yang kemudian ramai diperbincangkan di media sosial.
Dalam video tersebut terlihat sejumlah anggota FPI berhasil memeriksa identitas 3 orang yang diduga merupakan anggota BIN.
Sebelumnya 3 orang tersebut mengaku sebagai wartawan dengan adanya kartu pers. Namun, anggota FPI menemukan kartu tanda anggota BIN juga di dalam dompet ketiga orang tersebut.
Disebut-sebut orang yang mengaku anggota BIN itu membuntuti imam besar FPI Rizieq Shihab sejak keluar dari Sentul hingga ke tol. Jakarta-Cikampek.