TRIBUNNEWS.COM - Ahli Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, memberikan komentarnya perihal kejadian anggota Polri berpangkat Aiptu, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri usai menembak istri dan anaknya sendiri.
Ia meminta institusi kepolisian tidak lepas tangan begitu saja, setidaknya ada 4 hal yang ia sarankan.
"(1) Revisi UU Kepolisian agar punya pasal-pasal yang lebih berempati pada personel, seperti halnya UU Guru dan Dosen, (2) Alokasi anggaran diperbesar untuk keperluan pemeliharaan kesehatan mental, (3) Kerahkan SDM dan Lemdik secara lebih maksimal, dan (4) Jadikan kesehatan sebagai bagian dari etika dan profesionalisme kerja," urainya kepada Tribunnews, Kamis (31/12/2020).
Saran-saran dari Reza tidak lepas dari faktor pekerjaan sebagai anggota kepolisian yang memiliki tugas berat.
"Yang jelas, menjadi polisi sama artinya dengan menekuni pekerjaan yang paling bikin stres," ungkap dia.
Baca juga: Kasus Bunuh Diri Polisi Bukan Hanya Persoalan Individu tapi Juga Institusi Polri
Baca juga: Kasus Polisi Bunuh Diri Seusai Tembak Anak dan Istri: Atasan Ungkap Keseharian sang Aiptu di Kantor
Sedangkan tugas berat ini berasal dari beban kerja yang meningkay, alokasi waktu konstan, pasokan stamina menurun.
Ditambahan lagi tarik-menarik politik, baik internal maupun eksternal, termasuk juga faktor risiko mautpun tinggi saat bertugas di lapangan.
Berdasarkan catatan Reza, per tahun ada personel berhadapan dengan insiden maut hampir 200 kali.
"Itu dalam situasi negara relatif normal. Dengan itu semua, hitung-hitungan di atas kertas, prevalensi masalah kejiwaan di kalangan personel sangat tinggi."
"Ambil ilustrasi, di kalangan sipil, tingkat bunuh diri adalah 13 dari 100 ribu orang. Di polisi, 17 dari 100 ribu personel," urai Reza.
Kasus di Depok
Secara sepintas, Reza melihat, kejadian di Depok, Jawa Barat itu tampaknya terkait masalah rumah tangga.
Ini lantaran yang ditembak adalah anggota keluarga, yakni anak dan istri dari pelaku.
Meskipun demikian, Reza tidak menutup mata sumber masalah bisa saja datang dari luar lingkungan keluarga.